Ini Tujuh Penyebab Kesemrawutan Tanah Abang

Rabu 29 Nov 2017, 00:11 WIB

JAKARTA, (Pos Kota) - Sosiolog Musni Umar menilai penggusuran Pedagang Kaki Lima (PKL) kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat tahun 2013 sejatinya gagal dan meninggalkan masalah sampai sekarang. Pasalnya ratusan PKL direlokasi di dalam gedung pasar yang sepi pengap, sehingga mereka berupaya menggelar lapak di pingir jalan yang kondisinya ramai pembeli. Menurut Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta kesemrawutan jalan di kawasan pasar Tanah Abang sulit diurai jika tak ada kesadaran dari semua pihak. "Setidaknya ada tujuh faktor penyebabnya," ujar Musni Umar yang baru saja bersama timnya melakukan survei lapangan. Adapun tujuh faktor penyebab kesemrawutan dirinci sebagai berikut: 1. PKL berdagang dibahu jalan; 2. Parkir liar; 3. Angkot suka ngetem; 4. Arus kendaraan dan pejalan kaki dari Stasiun Tanah Abang; 5. Penyempitan ruas jalan di arah masuk terowongan (Kelurahan Kampung Bali) dan pertemuan kendaraan roda empat yang keluar dari Blok A, kendaraan yang melintasi kawasan dari dua arah dan yang memutar belok kanan; 6. Kurangnya ketegasan petugas dalam penertiban PKL; 7. Penyimpanan/parkir kereta dorong bukan pada tempatnya. "Untuk solusi jangka pendek perlu dilakukan penataan Pasar Tanah Abang, bukan melalui penggusuran yang sudah terbukti gagal. "Saya dan tim memberikan saran kepada Pempro DKI berupa l0 solusi jangka pendek," ujar Musni sambil merinci solusi tersebut sebagai berikut. 1. Penutupan jalan/pengalihan arus lalulintas jalan raya (rekayasa lalin) pada jam-jam tertentu; 2. Penertiban tenda liar atau bangunan liar tempat PKL berdagang; 3. Penempatan petugas TNI dan Polri jangka waktu tertentu untuk mencegah PKL berdagang di sembarang tempat dan parkir ditempat yang dilarang; 4. Pembinaan PKL, petugas parkir liar dan supir angkot bekerja sama OKP atau ormas; 5. Perlibatan masyarakat setempat untuk menjaga ketertiban, baik dalam bentuk pembinaan maupun pengawasan berkelanjutan; 6. Peran aktif pemerintah setempat dalam pengawasan berkelanjutan mulai dari Pemprov DKI Jakarta, kecamatan, kelurahan hingga RW/RT 7. Mengantisipasi adanya perlibatan pihak-pihak tertentu dalam memback-up PKL; 8. Renovasi total blok G sebagai tempat alternatif yang menarik untuk dijadikan tempat berdagang PKL; 9. Pembinaan preman; 10. Evaluasi kinerja PD Pengelola Pasar, jika dipandang perlu diadakan perombakan besar-besaran. (joko)

News Update