ADVERTISEMENT

Komunitas LGBT Turki Anggap Erdogan Memerangi Mereka

Kamis, 23 November 2017 15:25 WIB

Share
Komunitas LGBT Turki Anggap Erdogan Memerangi Mereka

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TURKI - Komunitas LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender) Turki mengatakan, bahwa pelarangan pemerintah terhadap perayaan LGBT tidak hanya membatasi kebebasan pribadi secara ilegal, tapi juga menjadi bukti lebih lanjut agenda anti-sekuler pemerintah. Komunitas ini menyebut jika pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan, sedang berperang melawan mereka. Perubahan sikap terhadap LGBT di lingkungan terjadi di seluruh penjuru negeri, bahkan di tempat yang biasanya mereka bisa merasa nyaman. Seperti diketahui, pihak berwenang Ankara memberlakukan larangan pada semua acara kegiatan LGBT, dengan alasan mengganggu ketertiban umum dan kekhawatiran akan "memprovokasi reaksi kelompok masyarakat tertentu". Idil (25) yang tinggal di sebuah kota kecil di Turki selatan, mengatakan bahwa dia terbiasa dengan kurangnya penerimaan pemerintah untuk komunitas LGBT. Namun, ia sedikit takut jika pihak berwenang sekarang bertindak berdasarkan perintah pemerintah. "Saya tidak begitu terkejut saat mendengar berita itu (larangan perayaan LGBT). Saya telah berpartisipasi dalam kebanggaan gay di Istanbul sejak tahun 2009. Atmosfernya selalu benar-benar damai. Namun, di tahun-tahun terakhir, ini menjadi tur de force of the police. Serangan brutal sudah memberi petunjuk tentang apa yang akan kita alami. Saya pikir ini baru permulaan,” ujarnya seperti dilansir The Guardian, Kamis (23/11/2017). Pekan lalu, Erdoğan mengatakan bahwa memberdayakan orang gay sama dengan menentang nilai-nilai bangsa. Sikap anti LGBT Erdogan, dianggap meningkatkan sikap diskriminatif hingga bullying dari masyarakat terhadap LGBT. "Orang LGBT adalah warga negara ini, dan ini adalah kewajiban negara untuk melindunginya. Jika ada masalah homofobia, daripada mencoba membungkam gerakan LGBTI, lebih baik memberi pengetahuan kepada masyarakat. Masyarakat perlu dididik,” kata Necmiye (40), yang bekerja di istambul. "Jika Anda ingin menjadi gay di Turki, pergilah ke Belanda. Jika saya bisa, saya tidak ingin tinggal sebentar. Saya ingin pergi ke Belanda. Saya sangat ingin tinggal di luar negeri dan menyelesaikan pendidikan saya di sana,” ujarnya. (embun)  

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT