ADVERTISEMENT

Sejoli Dipaksa Warga Bugil dan Diarak Akhirnya Menikah Bahagia

Rabu, 22 November 2017 18:58 WIB

Share
Sejoli Dipaksa Warga Bugil dan Diarak Akhirnya Menikah Bahagia

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TANGERANG (Pos Kota) - Kisah asmara dua sejoli Ri (28) dan Mi  (20) berakhir manis meski sempat menjadi korban persekusi warga di Cikupa, Kabupaten Tangerang. Pasangan kekasih ini akhirnya berjanji sehidup semati mengarungi bahtera rumah tangga. Kebahagiaan pun terpancar dari wajah keduanya. Aksi barbar yang dilakukan oknum warga , Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang pada Jumat (10/11) malam mungkin takkan bisa dilupakan keduanya. Sejoli ini diarak tanpa busana lantaran dituding berbuat mesum di dalam kontrakan. Padahal, saat itu Ri tengah mengantar makanan pesanan Mi yang menghuni kontrakan tersebut. Tiba-tiba pintu kontrakannya digedor Ketua RT. Setelah digerebek warga, Ri  juga dipaksa mengakui perbuatan mesum. Dia juga sempat dipukuli. Selanjutnya, pasangan ini diarak warga. Ditempeleng dan dipukuli. Bahkan, warga sempat menarik dan memaksa sang gadis melepaskan bajunya. Melihat kejadian itu, Ri mencoba melindungi kekasihnya yang tak berdaya dipersekusi warga. Ironisnya, aksi memalukan itu malah direkam dan videonya viral di media sosial. Pasangan ini kemudian diarak ke rumah ketua RW. Setelah itu dilakukan interogasi. Lalu mereka dikembalikan lagi ke kontrakannya. Namun setelah diperiksa pihak kepolisian keduanya membantah melakukan tindakan asusila seperti yang dituduhkan warga. Sebelas hari kemudian kisah pahit sejoli ini berbuah kebahagiaan. Keduanya telah menikah pada Selasa (21/11) malam kemarin. Pernikahan tersebut difasilitasi oleh keponakan Ri. Turut hadir dalam pernikahan itu, sejumlah pejabat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, dan aparat kepolisian dari Polresta Tangerang. Kakak Mia, Hanidi, dan ayah kandung Ri, Nahrowi, juga terlihat di antara mereka. Tetes air mata membasahi pipi Mi, saat penghulu, yakni ustaz Jamaludin melakukan akad nikah. Mata Ri juga tampak memerah, tidak tahan menahan haru. Rencana menikah, awal Desember 2017, akhirnya dipercepat. Seketika, peristiwa persekusi yang mereka alami, pada Jumat 10 November 2017 melintas. Hanidi, kakak Mia mengatakan, pihaknya memang sengaja memajukan upacara penikahan ini, untuk menghindari berbagai stigma negatif dan terutama, untuk mengurangi rasa trauma yang dialami Ri dan Mi akibat persekusi yang dialami keduanya, pada Jumat malam itu, yang masih membekas. "Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena acara ini sangat mendadak, sehingga kurang adanya persiapan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada perwakilan dari Polres dan para tokoh masyarakat yang membantu pelaksanaan acara ini," kata Nahrowi, terlihat sedih, di Bugel, Rabu (22/11/2017). Melalui penikahan ini, dirinya berharap pasangan Ri dan Mi  menjadi lebih tegar dan bisa menjalani hidup baru sebagai pasangan suami-istri. Untuk itu, dia meminta kepada semua pihak, terutama warga yang pernah melakukan persekusi terhadap adiknya Mi, untuk sama-sama mendoakan mereka. Lurah Kadu Agung Eman Sulaeman yang mewakili Ri mengucap terima kasih kepada pihak kepolisian, dari Polresta Tangerang, karena telah ikut membantu dilangsungkannya upacara penikahan Ri  dengan Mi. Pihaknya juga mengucap syukur kepada tokoh masyarakat sekitar. "Kami selaku pribadi mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Polres dan tokoh masyarakat yang membantu terlaksananya acara ini. Semoga dengan pernikahan ini, kedua mempelai Ri dan Mi, menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah," sambung Lurah Kadu Agung Eman Sulaeman. Kapolres Kota Tangerang AKBP Sabilul Alif mengatakan, pihaknya tetap memburu penyebar video persekusi yang akhirnya viral dimedia sosial tersebut. Sabilul berjanji, akan mengusut tuntas kasus tersebut, agar kasus serupa tidak terjadi kembali di wilayah mana pun. "Saya mengimbau agar warga mengedepankan hukum. Jangan sampai kejadian yang merusak kehormatan sebagai manusia terjadi lagi, dan kami memastikan akan menindak tegas para pelaku main hakim sendiri. Jangan sampai budaya main hakim sendiri terjadi lagi pada masa mendatang," pungkasnya. (imam)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT