Kementerian PUPR Bangun Bendungan Bintang Bano NTB

Rabu 22 Nov 2017, 09:20 WIB

JAKARTA (Pos Kota)-Guna mendukung ketahanan pangan dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Bendungan Multifungsi Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Keberadaan bendungan ini sangat strategis dalam mendukung program Nawa Cita. “Dengan dibangunnya Bendungan Bintang Bano ketersediaan air pada lahan pertanian di Sumbawa Barat dapat dipenuhi sepanjang tahun. Dengan demikian produksi padi di Kabupaten Sumbawa Barat diharapkan bertambah dari saat ini 2 kali menjadi 3 kali panen,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau bendungan tersebut. Menurut Basuki, Bendungan Bintang Bano merupakan salah satu bendungan baru yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mendukung Nawa Cita mewujudkan ketahanan pangan dan air. Progres konstruksi bendungan saat ini sudah 55,4%. “Ditargetkan akhir tahun 2018 sudah selesai dan awal 2019 dapat dilakukan penggenangan. Kemudian airnya bisa dimanfaatkan untuk irigasi dan pembangkit listrik,” tambahnya.   Namun yang tak kalah pentingnya adalah untuk pengendalian banjir di Kecamatan Taliwang yang beberapa waktu lalu mengalami banjir besar dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku sebesar 555 liter per detik,” ujarnya. Manfaat lainnya adalah sebagai pembangkit listrik Minihidro sebesar 2 x 4,4 MegaWatt yang akan membantu memenuhi kebutuhan listrik Kabupaten Sumbawa Barat. Bendungan Bintang Bano akan membendung aliran Sungai Brang Rea dan mengendalikan banjir ulangan periode 25 tahun sebesar 21,13 juta meter kubik. Kapasitas tampungan total Bendungan Bintang Bano sebesar 65,84 juta meter kubik yang merupakan yang terbesar di Provinsi NTB. Kehadiran bendungan ini juga memiliki potensi pariwisata. Sebab lokasinya memiliki pemandangan alam yang indah dengan kondisi hutan disekitarnya yang masih terjaga. Pembangunan Bendungan Bintang Bano terbagi menjadi 2 kontrak yang ditandatangani pada bulan November 2015. Kontrak pertama untuk pembangunan bendungan utama dengan nilai kontrak Rp 667,7 milyar yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya-Bahagia Bangunnusa (KSO). Kemudian kontrak kedua untuk pembangunan spillway bendungan senilai Rp 209 milyar dengan kontraktor PT. Hutama Karya (Persero). Bendungan ini juga mendukung keberadaan Bendung Kalimantong II yang selesai dibangun tahun 1993 dan telah mengairi irigasi seluas 2.815 hektar. Bendung Kalimantong II akan mendapat pasokan air dari Bendungan Bintang Bano untuk mengairi irigasi yang sudah ada dan irigasi baru. “Akan ada tambahan irigasi baru dari Bendung Kalimantong II seluas 4.000 hektar sehingga total lebih dari 6.000 hektar,” kata Menteri PUPR. (faisal/sir)

Berita Terkait

News Update