ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA (Pos Kota) - Sejak ditetapkan sebagai tersangka hingga dijemput paksa, Ketua DPR sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto (Setnov) bergeming dengan peringatan yang diberikan oleh KPK. Bahkan dirinya memutuskan untuk menghilang ketika dijemput paksa oleh penyidik KPK. Kondisi ini membuat galau sejumlah petinggi Golkar. Termasuk Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie. Meski begitu ia menyerahkan pada mekanisme partai tentang nasib Setnov di partai berlambang pohon beringin itu. Pria yang akrab disapa Ical itu mengatakan, usulan digelarnya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) tentu harus muncul dari pengurus DPD tingkat I. "Ya kita lihat nanti. Yang menyetujui adalah DPD I. Serahkan nanti tentu pada mekanisme partai," kata Ical usai diperiksa di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017). Ia berharap kondisi partai yang identik dengan warna kuning ini tetap solid. Terutama menghadapi Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. "Seharusnya enggak ada masalah. Yang kerja daerah," imbuhnya. Setya Novanto (Setnov) kembali ditetapkan sebagai tersangka korupsi e-KTP untuk kedua kalinya oleh KPK berdasarkan surat perintah penyidikan (sprindik) tertanggal 31 Oktober 2017. Dia diduga menyalahgunakan kewenangannya sehingga negara disinyalir dirugikan hingga Rp2,3 triliun. (julian/b)
ADVERTISEMENT
Berita Terkait
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita Terkini
ADVERTISEMENT
0 Komentar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT