ADVERTISEMENT

Dikritik, Generasi Muda yang Mengekor ke Barat

Rabu, 26 Februari 2014 22:39 WIB

Share
Dikritik, Generasi Muda yang Mengekor ke Barat

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK (Pos Kota) – Pakar politik ekonomi, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, mengisyaratkan kekecewaannya terhadap kiprah generasi muda yang selalu mengekor Barat. Alasannya, bangsa Indonesia makin tergantung dengan faham Amerika Serikat yakni  ekonomi liberal. Ceramah dorojatunProf DR Dorodjatun Kuncoro-Jakti orasi ilmiah di FISIP UI Depok. Padahal, katanya, setiap era di Indonesia sebetulnya peran utama dimainkan generasi muda seperti masa Soempah Pemoeda dan Boedi Oetomo. "Kalau Anda mau jadi generasi muda harus siap dengan open mind," tandasnya dalam Stadium Generale Evaluasi Politik Ekonomi tentang Potensi Tinggal Landas pada Periode 2014 – 2024 di FISIP UI Depok, kemarin (26/2). “Kalian jangan terjebak dalam perangkap kelas menengah atau High Middle Income Trap.” Dijelaskannya, kondisi negeri ini semakin terpuruk perkembangannya terutama bidang ekonomi dan politik serta pendidikan kendati tetap diuntungkan dengan keadaan demografi. "Ini bangsa apa, buat saya pilihan terbuka pada Anda para anak muda, keadilan makin terpuruk saat ini. Middle class tak lagi makin menjawab, Indonesia tak lagi menganut trias politica, tapi mengadopsi sistem Amerika, cek and balance. Negara besar Indonesia yang kompleks, negara yang rentan. Setiap tahap muncul problem," sungut  mantan Menko Perekonomian era Presiden Megawati Soekarno Putri, yang dikenal sebagai kelompok Mafia Berkeley era Presiden Soeharto karena lulusan University of California, Berkeley itu. Menanggapi ini, mantan Dekan FISIP UI Bambang Shergy Laksmono sepakati uraian seniornya yang menekankan kerja dan distribusi waktu. Alasannya, ada kesatuan dan prospek wujud Indonesia 2045 yang selama ini sangat susah bagi bangsa Indonesia. Dimana, katanya, setiap generasi mudah menjatuhkan rezim tetapi sulit mengisinya. “Para mahasiswa dan penerus saat ini harus kawal sampai 2045, itu masa bonus demografi," jelasnya. "Kita harus cari formula sesuai zamannya, tantangan bagi generasi muda dan zamannya. Khususnya 2020-2040, masa demografi Indonesia masa krusial, kesempatan kita keluar dari jebakan high middle class trap. Ini kesempatan terakhir. Jangan tergantung pada ekspor  bahan mentah melulu," tutupnya. (rinaldi/d)  

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT