Ketum PPP: Gus Dur Bapak Demokrasi dan Pluralisme

Selasa 14 Jan 2014, 23:10 WIB

MEGARIA -  Pemikiran Gus Dur mengenai demokrasi, toleransi dan pluralisme masih memiliki relevansi dengan kondisi Indonesia saat ini. Apalagi, menjelang pemilihan umum pada April mendatang. Haul gusdur-toga-330 Ketua Umum PPP dan isteri almarhum Gus Dur, Ny. Sinta Nuriyah  - Toga. Hal itu ditegaskan oleh ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali saat menganugerahkan gelar Bapak Demokrasi dan Pluralisme Indonesia, kepada mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Haul gusdur-toga-475 Suasana Maulid Nabi dan Haul Gus Dur di Gedung PPP, Jl. Dipengeoro, jakarta Pusat, Selasa petang- Toiga Penganugerahan ini diberikan langsung oleh Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali kepada Sinta Nuriyah, istri almarhum Gus Dur, saat kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Gus Dur keempat di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (14/1) malam. Hadir dalam acara di Kantor DPP PPP, Jakarta, Selasa (14/1) itu, Wakil Dewan Pakar PPP Djan Faridz (ketiga kanan), Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Nur Iskandar SQ (kanan), dan istri almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah (kiri), menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul ke-4 Gus Dur Dalam sambutannya, Suryadharma Alie mengatakan, Gus Dur merupakan sosok pemikir, agamawan, negarawan sekaligus politisi yang banyak berperan dalam demokrasi dan pluralisme di Indonesia. Peran dan pemikiran Gus Dur ini telah melintasi batas kelompok, partai, agama, dan bahkan melintasi batas pemikiran tokoh lain. "Gus Dur di atas itu semua. PPP peringati haul Gus Dur sebagai bentuk hormat kepada Gus Dur. Apalagi pemikiran mengenai pluralisme, demokrasi, keagamaan yang dinamis dan humanis," kata Suryadharma. Dikatakan, bangsa Indonesia merindukan sosok dan pemikiran Gus Dur. "Pemikiran Gus Dur soal demokrasi masih aktual apalagi menjelang pesta demokrasi. Diharapkan dengan peringatan ini, bangsa Indonesia diingatkan betapa penting pluralisme itu. Indonesia terdiri dari kepulauan dengan suku, adat istiadat termasuk agama yang beragam," jelasnya. Suryadharma melanjutkan, pemikiran Gus Dur tentang demokrasi belum usai. Demokrasi sebagai alat untuk membawa negeri dan rakyat Indonesia ke arah yang lebih baik, sejahtera, makmur, dan berkeadilan masih dirasa sebagian pihak kurang memuaskan. Untuk itu, Pemilu 2014 menjadi momentum untuk mewujudkan demokrasi yang lebih sehat. "Menggelorakan demokrasi yang sehat menjadi sesuatu yang harus dan wajib," tegasnya. Selain Sinta Nuriyah, dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Haul Gus Dur keempat ini juga dihadiri Inayah Wahid, anak almarhum Gus Dur, mantan Menko Perekonomian dan Juru Bicara di era kepresidenan Gus Dur, Rizal Ramli dan Adhie Massardi, serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie. - toga/d

Berita Terkait

News Update