ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
BOGOR (Pos Kota) – Sejumlah pedagang Pasar Ciawi menolak rencana pengelolaan parkir secara elektronik (e-parking). Mereka mengangap lahan parkir yang sempit bakal membatasi pengunjung datang ke pasar sehinga merugikan pedagang. “Pengelolaan e-parking akan berdampak membengkaknya pengeluaran pedagang yang keluar masuk pasar, karena harus bayar parkir sekali masuk. Pembeli juga malas datang ke pasar, karena dituntut biaya parkir per jamnya” ujar Darman, pedagang sembako, Selasa. Dia mengaku, penolakan pedagang bukan pada program PD Pasar Tohaga dalam menata perparkiran, tapi menolak komputerisasi parkir dan lebih memilih sistem manual. Menurutnya, pengunjung bakal berkurang lantaran malas keluar masuk, atau hanya belanja sesaat tanpa memarkirkan kendaraannya. Selain itu kemacetan akan semakin menjadi akibat keluar masuk mobil, sebab Pasar Ciawi adalah daerah transit dan sering macet. Terlebih masih menjamurnya Kaki-5 di sekitar pasar, semakin membuat pendapatan pedagang turun. “Bila PD Tohaga ngotot, kami akan mogok bayar retribusi sampai mereka mencari solusi lainnya,” timpal pedagang lain. PD Pasar Tohaga menduga penolakan pedagang ini ada pihak tertentu yang ingin mengelola parkir di Pasar Ciawi. Padahal e-parking bertujuan agar lebih yaman dan aman bagi pedagang dan pengunjung serta pendapatan retribusi parkir akan lebih transparan. “Sudah kami sosialisasikan program ini. Hanya segelintir yang menolak, sebab itu kita akan lanjutkan program ini,” ujar Dirut PD Pasra Tohaga Cahya Vidiadi. (iwan/d) Tesk gambar; Sempitnya lahan parkit menjdai lasan utama pedang tolak e-parking diterapkan di pasar ini.
ADVERTISEMENT
Berita Terkait
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita Terkini
ADVERTISEMENT
0 Komentar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT