ADVERTISEMENT

Bawaslu Harus Lacak Kebenaran Dana Kampanye

Senin, 30 Desember 2013 21:57 WIB

Share
Bawaslu Harus Lacak Kebenaran Dana Kampanye

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) - Untuk memastikan apakah laporan dana kampanye partai politik (parpol) seusai fakta di lapangan, maka selayaknya harus ada semacam uji coba. Sejatinya, Bawaslulah yang harus bergerak dan melakukan upaya ini. Mereka dapat menguji beberapa kandidat lalu melihat dan membandingkannya dengan  fakta di lapangan apakah laporan dana tersebut sesuai atau tidak. "Saya sendiri agak meragukan beberapa laporan tersebut menggambarkan hal yang sesuai dengan  fakta lapangan," kata Pengamat Pemilu dan Direktur Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti, Senin (30/12) Sejauh ini, kata Ray,  terlihat belum ada kandidat yang menyatakan telah menghabiskan miliaran rupiah untuk kampanyenya.  "Inilah yg harus diuji. Jangan sampai defenisi kampanye dipersempit pada misalnya penyebaran spanduk, baliho dan sejenisnya," katanya. Kalau merujuk ke UU,  lanjut Ray, segala sesuatu yang disumbangkan untuk  kepentingan kampanye harus dilaporkan. Apakah itu dana, benda atau bahkan sumbangan sakalipun. "Jika hanya berkaca dari laporan yang ditayangkan di web KPU, jelas kita  tidak dapat melacak sumber dana dari setiap kandidat. Ini tentu perlu diawasi secara ketat," paparnya. Bila  model ini terus dipertahankan,  kata Ray,  di mana dana asal dan pengeluaran caleg tidak  terdeteksi, maka  ke depan akan muncul modus mengaburkan dana kampanye parpol melalui dana pengeluaran dan penerimaan caleg. "Ini yang harus diantisipasi baik oleh KPU maupun Bawaslu. Untuk  memastikan hal itu tidak terjadi, maka KPU perlu menayangkan secara utuh asal sumber dana caleg dan dipakai apa. Sementara Bawaslu perlu melacak sumber dan pengeluaran itu apakah sesuai dengan fakta atau tidak. "Tentu saja hal ini bisa dilakukan jika KPU dan Bawaslu tidak  berhenti hanya pada soal senang membuat aturan tanpa peduli apakah aturan itu dapat dilaksanakan atau tidak. Khususnya Bawaslu agar mulai lebih masuk pada isu-isu krusial pemilu. Bukan sibuk  Focus Group Discussion (FGD), seminar dan ambisi menghimpun satu juta relawan," tutupnya. (rizal/yo)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT