Warga Solo Usung Karangan Bunga untuk Mandela

Jumat, 6 Desember 2013 21:12 WIB

Share
Warga Solo Usung Karangan Bunga untuk Mandela
SOLO - Sekelompok warga di Solo, Jawa Tengah, menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Nelson Mandela, dengan mengusung karangan bunga bergambar Mandela dan melantunkan doa untuknya. Nelson Mandela Karangan Bunga-330Karangan bunga itu diusung sepanjang Jl. Slamet Riyadi Solo. - VoA. Warga juga menyeru para pejabat negara Indonesia mencontoh sikap dan perilaku mendiang Nelson Mandela yang hidup sederhana dan selalu memakai baju Batik. “Kami warga di Solo ikut merasakan suasana duka warga Afrika atas kematian Nelson Mandela. Kami juga memiliki ikatan batin dengan sosok Mandela, " kata seorang warga. Nelson Mandela-Queen Elzabeth II-475Dalam busana batik, Nelson Mandela bertemu Ratu Elizabeth II "Selama ini hanya beliau dari berbagai tokoh dunia  yang berani tampil sederhana dengan busana batiknya. Beliau secara tak langsung ikut mempromosikan batik sebagai khas Indonesia,” tambahnya. GIGIH BERJUANG Rohaniawan yang juga aktivis kemanusiaan, Romo Benny Susetyo, berharap bangsa Indonesia, khususnya tokoh-tokoh dan pemimpin masyarakat harus banyak belajar dari perjuangan Nelson Mandela yang gigih memperjuangkan demokratisasi tanpa kekerasan. “Bangsa ini sebenarnya harus belajar dari Nelson Mandela untuk membangun rekonsiliasi. Hingga saat ini, tali kekerasan itu tidak pernah diputus. Bahkan intoleransi selama 15 tahun ini meningkat. Maka sebenarnya para pemimpin kita harus belajar dari Mandela, yaitu dengan berani mengembalikan rekonsiliasi itu menjadi spirit dari demokrasi itu,” ujarnya. Sama dengan Benny, aktivis hak asasi manusia di Surabaya mengatakan sosok Mandela harus menjadi contoh bagi para pemimpin dan seluruh masyarakat Indonesia, agar tetap mengedepankan upaya mengungkap kebenaran untuk mewujudkan perdamaian. “Tidak akan ada rekonsiliasi tanpa pengungkapan kebenaran, jadi saya pikir pemerintah kita harus mencontoh dari apa yang dilakukan. Walaupun kondisi sosio-kultur masyarakat Indonesia dan Afrika (Selatan) cukup berbeda, tapi ini contoh terbaik bagi seorang pemimpin yang dulunya ditindas, dipenjara dan lain sebagainya, tapi dia mampu memaafkan dan mengungkap kebenaran masa lalu yang terjadi pada dirinya itu,” ujar Fatkhul Khoir dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya. Robby Darmawan dari Lembaga Pusham Surabaya menambahkan, semangat Nelson Mandela dalam memperjuangkan hak asasi manusia serta gerakan anti diskriminasi, harus menjadi inspirasi para pemimpin dan generasi muda Indonesia untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang baik. - VoAnews/d
Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar