Dukun Cabul Usia 83 Tahun Ternyata Masih Rosa-Rosa

Minggu, 1 Desember 2013 05:27 WIB

Share
Dukun Cabul Usia 83 Tahun Ternyata Masih Rosa-Rosa
USIA dukun Sohir, sudah 83 tahun. Tapi urusan selangkangan masih maju dan rosa-rosa macam Mbah Marijan. Sejumlah pasien digauli dengan alasan demi penyembuhan. Bahkan, Norma, 18, anak tirinya ditelateni juga. ”Tapi saya kan hanya pelaksana dari bisikan gaib,” ujarnya. Siapa bilang orang sudah udzur tak bisa berprestasi? Buktinya, Capres udah usia 60 tahun lebih masih banyak yang ngeyel di 2014. Ada yang mengandalkan uangnya yang banyak, ada pula yang mengandalkan popularitasnya. Bahkan ada pula capres yang sudah babak belur kalah dua kali, masih pengin maju juga. Sebab dia punya filosofi bahwa kegagalan hanyalah sukses yang tertunda. Yang 60 tahun masih merasa bisa berprestasi, itu masih lumrah. Yang usia 83 tahun saja macam Mbah Sohir dari OKI (Sumsel) juga masih sangat berprestasi. Ini bukan sekedar wacana macam Capres, tapi sudah dibuktikannya langsung. ”Prestasi” kakek Sohir adalah, berhasil menggauli sejumlah ibu rumahtangga, termasuk anak tirinya sendiri. Apa ora hebat? Dalam usia begitu kan biasanya sudah tak bisa ke mana-mana,  karena masuk anginan dan entut-entutan melulu. Kakek Sohir memang bukan lelaki biasa. Dia punya pekerjaan paranormal atau dukun istilah lamanya. ”Kesulitan apa saja, asal bukan kesulitan ekonomi, bawa ke sini Insya Allah bisa saya atasi,” katanya berpromosi. Dan nyatanya, banyak juga pasien Sohir ini. Dari PNS yang pengin naik pangkat sampai ibu-ibu muda yang menginginkan suami tidak berkiblat pada perempuan lain. Ternyata dalam menjalankan profesi, Mbah Sohir sambil menyelam minum air. Jika pasien perempuan itu berwajah standar dan tidak menarik, dia akan mengobati sebagaimana keahliannya. Tapi jika calon pasien itu lumayan cantik, dengan kedok pengobatan dia akan mencoba menggauli pasien tersebut. ”Ini kemauan dari alam gaib, saya sih tinggal jadi pelaksana saja,” katanya beralasan. Si pasien yang ingin usahanya maju, atau suami tak jatuh pada pelukan wanita lain, akhirnya pada bertekuk lutut dan berbuka paha demi dukun Sohir. Jika terapi Sohir manjur dan terbukti, pasien senang sekali. Tapi jika gagal, meski sudah ternoda kehormatannya mereka tak berani lapor polisi. Sebab hal itu malah bakal mempermalu diri sendiri. Mereka kebanyakan nerimo, toh masih utuh itu barang, begitu kata Sutan Bathugana. Celakanya, meski sudah banyak memperlakukan pasien wanita sebagai ajang pelampiasan syahwat, kakek Sohir tak ada puasnya. Norma anak tirinya yang mulai nampak enak dilihat, diam-diam ditelateni juga. Untuk menaklukkaannya, si kakek beralasan bahwa Norma mengidap penyakit yang tak tersembuhkan. ”Hanya dengan transver energi, penyakitmu bisa sirna.” begitu ujar Sohir. Prakrek transver energi itu bukan sekedar berjabatan tangan dan ditatap dalam-dalam wajah pasien. Yang dilakukan Sohir, dengan cara menyetubuhi Norma bak seorang suami pada istrinya. Sekali dua kali gadis itu masih diam. Tapi ketika akan menjadi rutinitas, Norma pun mengadu kepada ibunya dan diteruskan pada polisi. Akibatnya  Mbah Sohir ditangkap dari rumahnya di Desa Talang Jaya, Kecamatan Sungai Menang, OKI. Sohir mengakui segala perbuatannya. Terhadap sejumlah ibu rumahtangga, katanya kasusnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi sekarang, keluarga sendiri ditabrak pula. (JPNN/Gunarso TS)
Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar