ADVERTISEMENT

Mahfud MD: Indonesia Gagal Sejahterakan Penduduk

Sabtu, 30 November 2013 16:44 WIB

Share
Mahfud MD: Indonesia Gagal Sejahterakan Penduduk

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota)- Indonesia menjadi negara yang gagal mensejahterakan penduduknya. Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, kegagalan tersebut terjadi akibat tidak terciptanya rasa keadilan di tengah masyarakat. “Ketidakadilan sudah merangsek dalam semua sendi kehidupan masyarakat. Tak adil dalam hal pendapatan, pelayanan publik hingga hak-hak individu,” papar Mahfud pada pertemuan regional Forum Rektor Indonesia se-DKI Jakarta bertema 2014: Indonesia di Persimpangan Jalan, di Universitas Trisakti, Sabtu (30/11). Hadir Rektor Usakti Prof Tobby Mutis, Erman Rajagukguk, Rektor Uhamka Prof Suyatno dan lainnya. Rasa keadilan jelas Mahfud, menjadi tolok ukur utama untuk melihat apakah proses pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah bisa dinikmati oleh masyarakat secara keseluruhan atau tidak. Sepanjang proses pembangunan hanya dinikmati segelintir masyarakat, itu artinya pemerintah belum berkeadilan dan berarti pula gagal mensejahterakan penduduknya. Indonesia lanjut Mahfud memang berhasil mencapai angka pertumbuhan ekonomi hingga 6,5 poin pada 2012 dan 5,9 poin pada 2013. Pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus di tengah hantaman krisis global tersebut ternyata belum bisa dinikmati masyarakat secara keseluruhan karena masih menyisakan 85 juta penduduk miskin. PEMIMPIN KUAT Ketidakadilan kata Mahfud, bisa dilihat antara lain dalam hal penguasaan aset. Saat ini aset (yang menghasilkan nilai ekonomi tinggi) 40 persennya dikuasai oleh 1 persen penduduk dan sisanya 60 persen dikuasai 99 persen penduduk. Lalu  70 persen lahan dikuasai 1 persen penduduk, dan 30 persen lahan dikuasai 99 persen penduduk. Contoh lain dalam hal perlakuan hukum, jelas Mahfud, ada banyak kelompok orang kaya yang bisa memanipulasi proses hukum sehingga sanksi hukum yang diterima menjadi jauh lebih kecil dibanding kejahatan yang telah dilakukan. Termasuk kejahatan yang dilakukan oleh para koruptor dalam merampok uang negara. Mahfud mengatakan untuk membuat masyarakat sejahtera, saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat. Dalam arti pemimpin yang  memiliki jiwa merah (berani) dan putih (bersih). Pemimpin dengan klasifikasi tersebut adalah mereka yang memiliki track record baik dan tidak tersandra oleh transaksi politik. Sementara itu, Ketua Forum Rektor Indonesia Laode Kamaluddin mengatakan untuk mencari sosok calon pemimpin yang memenuhi kriteria tersebut memang tidak mudah. Tetapi forum rektor akan terus berupaya menjaring individu-individu yang memang dinilai paling memenuhi syarat. “Konvensi calon presiden sudah kita buka sejak awal November dan melalui gerakan ini, kami berharap akan muncul sosok yang sangat pantas untuk direkomendasikan menjadi calon pemimpin bangsa,” jelas Laode. (inung/yo)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT