ADVERTISEMENT

Masih Diburu, Perampokan Toko Emas di Bogor

Minggu, 24 November 2013 20:44 WIB

Share
Masih Diburu, Perampokan Toko Emas di Bogor

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR (Pos Kota) - Pelaku perampokan toko emas Asih Jaya diburu tim gabungan Polres Bogor dan Polsek Gunung Putri. Sementara terkait keresahan masyarakat terkait penggunaan senjata api oleh pelaku saat menjalankan aksinya, dijamin pihak kepolisian. Polisi memberi penjelasan, belum tentu senjata yang digunakan pelaku adalah pistol dengan peluru mematikan. Pasalnya, banyak pistol mainan anak-anak atau korek api gas, dirancang menyerupai pistol benaran. Beberapa pelaku yang ditangkap dengan memakai senjata, namun dalam penyelidikan, ternyata senjata mainan. Namun untuk keresahan masyarakat ini, kepolisian berjanji, akan terus melindungi masyarakat. Perampok bersenjata api yang beraksi ditengah suasana ramai  di toko emas Asih Jaya, Desa Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, sekitar pukul 14:00, Sabtu (23/11) kemarin, diakui merupakan kelompok lama atau terlatih. Dari aksi delapan bandit yang memakai helm tertutup dan masker ini, sebanyak 1,5 kilogram emas dan. uang tunai Rp40 juta raib. Pelaku kabur ke arah Bekasi, setelah semua emas dalam etalase dikuras. Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 14:00 di blok D1, Pasar Pocong, di Jalan Villa Nusa Indah, Bojongkulur ini, membuat Leo, pemilik toko merugi hingga miliaran rupiah. Para bandit ini juga mengancam beberapa pengunjung dan tukang parkir sebelum kabur. “Di lokasi ada Iv, Ud, Ed serta juru parkir Rn. Mereka tidak bisa berbuat banyak kerena merasa terancam,” kata AKP Didik Purwanto, Kasat Reskrim Polres Bogor Minggu. Aksi perampokan berenjaata sendiri pernah terjadi pada Sabtu, 21 September 2013 lalu di sebuah toko emas milik Syahrizal di Jalan Raya Stasiun Cilebut, Sukaraja, Kabupaten Bogor. Perampokan sendiri gagal karena ada perlawanan dari pemilik toko, namun demikian pelaku sempat menembak Syahrizal hingga membuat korban menderita luka di dagu hingga pundak. Fenomena pelaku perampokan mempersenjatai diri dengan senjata api, membuat warga berpendapat, hal ini terjadi, karena lemahnya intelegen memantau pekerbangan kondisi sosial ditengah masyarakat. Sependapat dengan warga, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Edi Saputra Hasibuan menuturkan,  kepolisian kerap kecolongan dan tidak mau belajar dari pengalaman. “Pengawasan dan pemetaan situasi harus aktif, dengan menempatkan anggota di titik yang memang dianggap rawan,"kata Edi. Dia menambahkan, peredaran senjata gelap di masyarakat, harus terus diawasi. Karena dengan memegang senjata di tangan, orang akan punya nyali lebih. Yang jadi problem, jika senjata itu ada ditangan orang yang sudah punya niat jahat. "Bisa diduga, sumber senjata dipasar gelap yang ilegal, berasal dari senjata rakitan atau sisa-sisa senjata kelompok sparatis bersenjata,"papar Edi. Kriminolog Universitas Indonesia Muhammad Mustofa saat dikonfirmasi mengungkapkan, tindakan kriminalitas secara demontratif (terang-terangan), karena pelaku sudah melakukan perencanaan yang matang. "Selain dia berusaha untuk tidak meningalkan bukti sedikitpun di TKP, dia bekerja dalam waktu sesingkat mungkin. Biasanya, kalau waktu yang ditargetkan lewat, maka pelaku akan memilih kabur, walau tanpa membawa hasil. Mereka memilih lolos ketimbang ditangkap massa,"paparnya. Mustofa berpendapat, tindakan kriminalitas yang semakin nekad, merupakan potret dari kehidupan sosial yang semakin memprihatinkan. “Akses pelaku dalam berbagai kesempatan untuk hidup lebih layak makin sempit, sementara dia butuh makan cepat karena lapar. Jalan pintas ditempuh, walau dia sendiri sadar resikonya berat, jika ditangkap massa atau polisi," ujarnya. Yang dikuatirkan, jika perampokan toko emas hanya untuk bertahan hidup oleh pelaku, maka masih sedikit lega. Yang jadi persoalan, jika merampok dengan tujuan lain pengumpulan uang demi tindakan teroris.(yopi/d)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT