Indonesia Kekurangan 120 Ribu Guru SD

Sabtu 23 Nov 2013, 10:30 WIB

JAKARTA (Pos Kota)- Indonesia saat ini  mengalami kekurangan guru untuk jenjang SD sekitar 120 ribu. Kekurangan tersebut terjadi akibat adanya kesenjangan pada sistem rekruitmen guru dan banyaknya guru SD yang memasuki masa pensiun. Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan sejak program wajib belajar 9 tahun dicanangkan pada 1994, rekruitment guru lebih difokuskan pada guru untuk SMP. Sementara guru SD hampir tidak ada penambahan karena pada waktu itu jumlahnya sudah mencukupi. "Tetapi dalam perjalanan selanjutnya, guru-guru SD banyak yang memasuki usia pensiun. Rata-rata per tahun mencapai 32 ribu orang," papar Hamid disela keterangan pers menjelang Hari Guru 2013 kemarin. Hadir Ketua Umum PGRI Sulistyo,  Kepala BPSDM Kemdikbud Syawal Gultom, dan Dirjen Pendais Kemenag Nur Syam. Tak adanya rekruitmen guru SD pada tahun-tahun berikutnya, membuat kekurangan guru SD jumlahnya semakin besar dari tahun ke tahun. Puncaknya diperkirakan akan terjadi pada 2015 nanti. Hamid mengakui Kemendikbud sudah mengusulkan untuk penambahan formasi guru SD melalui KemenPAN dan Kemenkeu. Tetapi hingga kini belum ada rencana penambahan formasi guru SD. Menurutnya jika situasi tersebut tidak segera diatasi, dikhawatirkan kekurangan guru bisa berimbas pada menurunkan mutu dan kualitas pendidikan dasar di Indonesia. Hamid mengingatkan upaya menyiasati kekurangan tenaga guru SD, sebenarnya bisa saja memanfaatkan daerah lain yang mengalami kelebihan. Tetapi sayangnya sejak otonomi daerah, persoalan penugasan guru lintas wilayah nyaris tak bisa dilakukan. Meski wilayah tersebut lokasinya berdekatan dan memungkinkan guru untuk bertugas di wilayah lain. Sementara itu Ketua Umum PGRI Sulistyo mengatakan, kekurangan guru SD saat ini dijumpai hampir di seluruh wilayah kabupaten kota. "Kita sudah melakukan pendataan. Ternyata semua kabupaten/kota menghadapi problem yang sama yakni makin berkurangnya guru SD," jelasnya. Karena itu, Sulistyo mengharapkan agar pemerintah sudah mulai memikirkan kebijakan rekruitmen guru SD. "Kami juga berharap agar Kemendikbud melakukan pendataan lagi berapa jumlah guru SD yang ada, berapa yang dibutuhkan, sehingga tahu persis sebenarnya berapa harus ditambah guru SD," kata Sulistyo. Ia mengatakan, masalah persebaran selalu jadi alasan pemerintah untuk tidak mengangkat guru lagi. Padahal jumlah guru di suatu daerah saja datanya belum pasti benar. Menurut Sulistyo, rekruitmen guru SD bisa saja dilakukan oleh pemerintah dengan mengangkat guru-guru honorer yang ada, yang sudah memiliki masa pengabdian belasan tahun. Mereka merupakan tenaga-tenaga yang sebenarnya sudah sangat siap pakai. "Apalagi sebagian besar guru honorer saat ini sudah memiliki ijasah S1. Jadi pasti sudah sangat memenuhi kualifikasi," tukas Sulistyo. (inung/yo) Teks foto: Guru SD sedang mengajar di kelas. (ist)

News Update