ADVERTISEMENT

Keluarga Mengaku Tidak Tahu Soal Penipuan dan Penculikan Oleh Napi

Jumat, 22 November 2013 22:17 WIB

Share
Keluarga Mengaku Tidak Tahu Soal Penipuan dan Penculikan Oleh Napi

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TANJUNG PRIOK (Pos Kota) - Kasus penipuan dengan modus penculikan yang dialami oleh Linda Maria dan anak bungsunya bernama India Ghaisani Aliyah, sama sekali tidak diketahui oleh keluarga. Bahkan, Hj. Ningsih, Ibu dari Indra Gunawan, suami Linda yang melaporkan kejadian tersebut juga mengaku tidak tahu menahu. Selain Hj. Ningsih, keponakan Indra, Anisa, 24, juga mengatakan dirinya juga tak tahu soal kasus tersebut. Dia mengatakan bahwa tantenya, masih bisa dihubungi dan dalam keadaan baik-baik saja pada Rabu minggu kemarin (12/11). "Wah saya juga baru tau dari Mas nih," kata Anisa saat ditemui di rumahnya di Jalan Warakas 5, Gg.1, Tanjung Priok. Indra Gunawan, merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Dari Linda, dia dikaruniai 3 orang anak. Mereka adalah Zahra, 20, peserta Indonesian Idol, Algi, 16, dan India Ghaisani Aliyah alias Gea, 6, yang menjadi korban penipuan. Indra, dikatakan Anisa merupakan seorang pengusaha di bidang pemasaran. Dia biasa melihat pamannya berkantor di kawasan sekitar Epicentrum. "Saya ngga tahu nama perusahannya tapi ya di sekitaran Epicentrum itu," kata Anisa. Sementara, Hj. Ningsih mempunyai usaha kontrakan dan rumah kost sebanyak 15 pintu di Jalan Warakas IV Gang 4, No 63, RT07/06, Tanjung Priok. Ketika Indra melaporkan kasus tersebut, dia juga menyertakan alamat tersebut dalam laporan polisi. Nunuk, 38, salah seorang penghuni kost juga mengaku tidak tahu menahu soal kasus tersebut. Dia mengatakan, Pak Gugun, panggilan akrab Indra, jarang sekali mengunjungi tempat usaha ibu itu. Hanya, ibu Indra yang setiap pagi datang untuk melakukan penagihan uang kost dan mengontrol situasi. "Saya sudah lima tahun di sini, baru sekali liat Pak Gugun, itu juga sudah lama sekali," kata Nunuk. Dalam laporan polisi di Polda, Indra melaporkan bahwa pada waktu kejadian, Linda pergi ke rumah yang beralamatkan di Puri Bintara Regency Blok D No 2 Bekasi Barat. Istri Indra bermaksut menjemput anaknya di rumah itu. Namun, sampai keesokan harinya, Linda belum juga pulang. Sekitar pukul 12.00 siang, Indra menerima sms dan telepon dari seorang yang bernama Andi yang kini sudah ditahan Polda. Tersangka, kemudian meminta tebusan sebesar Rp 500 juta melalui sms. Dalam sms tersebut, Andi mengancam akan meledakkan Linda dan anak bungsunya. Diberitakan sebelumnya, aparat Resmob Polda Metro Jaya membongkar kasus penculikan yang menimpa ibu dan seorang anak gadisnya di Bekasi. Dari pengusutan petugas, terungkap otak dibalik kasus itu adalah seorang penghuni salah satu lembaga pemasyarakat (Lapas) di Jawa Barat. Kendati demikian petugas sampai saat ini belum berhasil melacak identitas pelaku. "Dari hasil pelacakan kami, pelaku adalah penghuni Lapas di Jawa Barat. Namun begitu akan dilakukan penangkapan di saat bersamaan di lapas setempat dilakukan operasi atau razia telepon a napi. Dan seluruh HP hasil razia sudah dimusnahkan, sehingga kita kesulitan melacak identitas pelaku," kata Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan, Jumat (22/11). Namun, lanjut Adex, dari hasil pemeriksaan terhadap korban, LM dan GA, ibu dan anak yang sebelumnya dilaporkan diculik di kawasan Puri Bintara Regency, Bekasi Barat pada 11 November 2013 lalu, pelaku mengaku bernama Andi, seorang anggota polisi. "Modus pelaku menjerat korban adalah mengirim sms secara random dengan sasaran ibu-ibu muda," kata Adex. Begitu ada yang merespon, pelaku kemudian secara intens berkomunikasi dengan korban sehingga membuat korban jatuh cinta. "Diduga saat komunikasi itulah ada modus hypnoterapi sehingga korban menuruti perintah pelaku," kata Adex. Sebelum menjerat LM, pelaku sebelumnya 'sukses' mengendalikan tiga ibu rumah tangga lainnya yakni AA, BB dan YY. "Dari ketiga wanita juga pelaku memanfaatkannya melancarkan aksi jahatnya. Mereka diperintahkan berbagai peran melalui telepon oleh pelaku, ada yang disuruh menelpon atau melakukan pengancaman, mengambil uang dan mentransfer uang hasil kejahatan ke rekening pelaku yang dibuat menggunakan data palsu," kata Adex. ANCAM DILEDAKAN Kasus ini terungkap setelah polisi menerima laporan penculikan dari suami LM yang seorang pengusaha property. Dalam laporannya itu, pelaku mengancam akan meledakkan LM jika tidak membayar uang tebusan sebesar Rp500 juta. "Kemudian kita pancing dengan berpura akan menyerahkan uang tebusan di kawasan Bekasi, tak jauh dari lokasi LM 'disekap'," kata Adex. Selanjutnya satu persatu petugas mengamankan ketiga wanita itu, BB, YY dan YY. "Namun dalam pemeriksaan ternyata mereka juga sebagai korban, ketiganya bahkan sudah menyetor uang ke rekening pelaku," ujar Adex lagi. DIJANJIKAN NIKAH Sementara itu, LM sendiri berhasil ditemukan bersama anak gadisnya dari sebuah kamar hotel di kawasan Bekasi. "Mereka hanya berdua. Keberadaan mereka di kamar hotel itu atas perintah pelaku melalui telepon agar berdiam diri di kamar," tutur Adex. Perintah itu dituruti LM yang mengajak anaknya lantaran dijanjikan akan dijemput dan dinikahi pria misterius yang mengaku sebagai polisi berwajah tampan bernama Andi itu. (ilham/yahya)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT