Puluhan Kapal Tongkang Pengangkut BBM Terjaring Tim Satgas

Rabu 20 Nov 2013, 20:06 WIB

TANJUNG PRIOK (Pos Kota) - Puluhan kapal tongkang dan SPOB pengangkut minyak tidak dilengkapi dokumen, terjaring Tim Satgas BBM BPH Migas di perairan Teluk Jakarta, Jakarta Utara, Rabu (20/11). Meski jelas-jelas melanggar aturan, kapal-kapal milik rekanan PT Pertamina itu tidak dilakukan penyegelan. Pemilik kapal beralasan bahwa mereka memiliki dokumen sah untuk membawa minyak jenis solar, namun tertinggal di darat. Mereka yang tidak bisa menunjukkan dokumennya hanya diminta segera menyerahkan kelengkapan surat administrasinya ke BPH Migas. Petugas sempat kesulitan lakukan pemeriksaan, lantaran tidak diketahui berapa besar jumlah minyak yang seharusnya mereka bawa, karena tidak memiliki delivery order (DO) dari PT. Pertamina. "Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap surat-surat dan administrasi kapal. Ada juga yang DO nya tidak dibawa. Harusnya dibawa juga," kata Ketua Tim Satgam BBM BPH Migas Badarudin Andi Picunang. Dikatakannya, kapal-kapal pengangkut minyak bersubsidi tersebut tidak boleh bersandar dengan kapal-kapal non subsidi di tengah laut. Pasalnya, bisa terjadi pengisian BBM subsidi ke kapal yang non subsidi. "Aturannya, kapal- kapal itu harus berjauhan. Sebab, bisa membuat pertanyaan dan kecurigaan macam-macam," ujar Badarudin. Di atas kapal tim yang beranggotakan sejumlah instansi, baik TNI dan Polri, mendapati banyak kapal BBM subsidi dan non subsidi berkumpul. Satu persatu petugas memeriksa minyak yang disimpan di dalam tongkang. Seperti di Kapal Dimas Putra I, Kapal MT Anugrah Star dan Kapal MT Bojonegoro. "Satgas BBM ini, untuk menyelematkan BBM subsidi. Makanya kami memantau ke lapangan. Operasi ini agar mereka merapihkan adminstrasi, dan tepat sasaran penyaluran BBMnya," sambungnya. Lebih lanjut Badaruddin mengatakan, pihaknya juga masih mendapati agen atau penyalur menjual BBM tidak sesuai aturan. Seperti, ada satu perusahaan punya usaha BBM subsidi dan non subsidi. "Ini yang berbahaya. Harusnya hanya satu usaha saja. Sehingga tidak terjadi penyimpangan minyak." Untuk seliter BBM subsidi seharga Rp 5 ribu, sementara BBM non subsidi Rp 11 ribu. "Kalau BBM subsidi dijual ke industri Rp 11 ribu perliter, bisa miliaran keuntungan yang mereka dapatkan," bebernya. (Ilham Foto ilustrasi

Berita Terkait

News Update