ADVERTISEMENT

Penyalur BBM Bersubsidi Harus Gunakan Alat Pengendali

Senin, 18 November 2013 21:19 WIB

Share
Penyalur BBM Bersubsidi Harus Gunakan Alat Pengendali

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) - Seluruh perusahaan yang menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun 2014 harus menggunakan alat pengendali atau radio frequency identification (RFID). "Bukan hanya Pertamina, perusahaan lainnya yang juga menyalurkan BBM subsidi harus pakai RFID," ungkap anggota Komite BPH Migas, Ibrahim Hasyim, Senin (18/11). Karenanya tahun depan, petugas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tidak akan melayani, jika pemilik mobil yang belum memasang alat kendali tersebut. "Tanpa RFID di mobil, nozzle terkunci. BBM tidak akan keluar," jelasnya. Pengendalian BBM subsidi ini, terkait dengan keputusan DPR yang tidak memberi penambahan kuota tahun depan, meski jumlah kendaraan bermotor bertambah. DPR hanya memberi kuota 48 juta kilo liter (Kl), sama seperti tahun ini. Mereka minta agar dilakukan pengendalian, termasuk menekan penyelewengan dan penyelundupan BBM subsidi. Ia mengungkap semua cara pengendalian BBM subsidi harus dilakukan agar kuota sebesar 48 juta Kl cukup untuk kebutuhan selama 2014. Saat ditanya perusahaan penyalur BBM subsidi termasuk Pertamina belum siap menyediakan alat kendali yang dipasang di mobil, BPH Migas akan mengirimkan surat. "Kami akan minta laporan kepada Pertamina sudah berapa banyak mobil yang dipasang alat RFID dan daerah mana yang siap dilakukan pengendalian," ucapnya. "Sehingga bisa dilakukan segera pengendalian BBM subsidi." Sebab pengendalian BBM subsidi ini, diakuinya, tidak bisa dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Dibutuhkan proses dan waktu, terutama pengadaan alatnya yang kemungkinan harus diimpor. Sebab jumlah alat RFID yang harus dipasang cukup banyak sekali. Seluruh Indonesia bisa mencapai 100 juta unit. Jadi pengendalian distribusi BBM subsidi dengan menggunakan RFID dilakukan bertahap. Untuk tahap awal, pengendalian dengan alat kendali ini diberlakukan di Jakarta. Setelah itu dilanjutkan ke kota besar lain di Jawa. "Selanjutnya kota besar di luar Jawa," ujar Ibrahin Hasyim. (setiawan)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT