Dua Beko Gagal Keruk Kali Cibiuk

Minggu 17 Nov 2013, 21:53 WIB

INDRAMAYU (Pos Kota) - Dua Unit beko yang sedianya digunakan untuk mengeruk Kali Cibiuk,  di Indramayu, gagal dioperasikan. Beko Rusak Beko kedua yang juga rusak - foto: Taryani. Dipercayai, kegagalan operasi karena "Penghuni" kali merasa tersinggung Dua Eksvator alias yang kata warga sekitar dikenal cukup angker kini malah rusak total sehingga sama sekali tak bisa dioperasikan. Akibat rusaknya 2 unit beko  milik Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Pertambangan dan Energi (PSDA Tamben) Indramayu  itu maka kegiatan normalisasi Kali Cibiuk yang dikerjkan ontraktor  mengalami kegagalan total. Beko yang rusak berat terancam jadi besi tua. Dibutuhkan biaya ratusan juta rupiah untuk memperbaiki beko yang rusak parah itu. Proyek senilai ratusan juta rupiah itu gagak digelar. Dana yang dikucurkan dari anggaran tahun 2013 itu pun terancam dikembalikan ke Kas Negara karena kontraktor angkat tangan alias menyerah melaksanakan kegiatan normalisasi Kali Cibiuk di Blok Cibiuk Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur. Awalnya kata Saparno, 46 warga, beko pertama  warna kuning Komatsu Vance PC 100 F sesampai di lokasi proyek dinaikkan ke atas ponton untuk mengeruk bagian ujung Kali Cibiuk yang dangkal dan menyempit sehingga airnya mengalir tak lancar. Saat beko baru naik, posisi ponton miring dan patah sehingga beko kecebur ke kali. Beko pertama yang kecebur lama dibiarkan terendam di kali itu. Selang hampir 2 bulan Dinas PSDA Tamben Indramayu mengirim satu beko lagi maksudnya untuk menarik beko pertama yang kecebur. Ternyata diluar dugaan beko kedua Kobelco nomer registrasi 05 Mark VI SK 200 yang pada bodynya tercantum Logo Pemkab Indramayu dan Dinas PSDA Tamben malah roda sebelah kirinya lepas sehingga beko sama sekali tak bisa digunakan. Dikatakan, rusaknya 2 beko itu ada yang mengkaitkan dengan soal mistis yaitu tersinggungnya "penghuni" Kali Cibiuk yang menuduh operator merusak lingkungan mereka. Pemantauan Pos Kota Minggu (17/11) lokasi Kali Cibiuk tampak angker dipenuhi semak belukar. Kali itu sempit karena penuh ditumbuhi pohon liar jenis Jembatu yang rencananya akan dibabat habis karena kalinya dikeruk. Diduga pembabatan pohon Jembatu dan kegiatan normalisasi kali itulah membuat "penghuni" tersinggung.(taryani/d)

Berita Terkait

News Update