BMKG Dirikan Sekolah Lapangan Amati Iklim

Selasa, 12 November 2013 07:26 WIB

Share
BMKG Dirikan Sekolah Lapangan Amati Iklim
JAKARTA (Pos Kota)-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian membuat sekolah lapang iklim di 25 provinsi sebagai antisipasi perubahan cuaca ekstrim yang bisa mengancam ketahanan pangan. “Sekolah lapangan tersebut kami buat di provinsi yang selama ini dikenal sebagai sentra-sentra produksi pangan. Tentunya kami bekerja sama dengan penyuluh pertanian lapangan agar program berjalan efektif,” kata Kepala BMKG, Andi Eka Sakya yang bersama Menristek Gusti Muhamad Hatta memberikan keterangan pers, kemarin. Dari 25 propinsi tersebut lebih kami fokuskan lagi di 11 provinsi yang menjadi sentra produksi padi yaitu seluruh Jawa kecuali Jakarta, Bandar Lampung, Aceh, NTB, Bali, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan. Sekolah lapang iklim nantinya akan memberikan informasi yang memadai kepada petani terkait perubahan cuaca dan dampaknya terhadap pertanian. Mereka antara lain akan diberi tahu kapan sebaiknya mulai melakukan penanaman padi akan pasokan air tetap tersedia. “Kami juga akan memberi pengetahuan tentang kalender tanam, parameter-parameter iklim dan jenis tanaman yang cocok ditanam pada iklim tertentu,”kata Andi. Menurut Andi, sekolah lapangan iklim dimulai sejak 2011 dan sudah memberikan dampak yang positif bagi petani berupa penambahan produksi. "Seperti di NTB terjadi penambahan produksi dari biasanya sekitar empat ton menjadi tujuh sampai delapan ton padi per hektarnya," katanya. Terjadinya perubahan iklim di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh menurunnya suhu di Samudera Pasifik. Penurunan suhu tersebut membuat uap air yang terbawa ke Indonesia berkurang sehingga terjadi kekeringan yang lebih panjang. “Program ketahanan pangan nasional merupakan kegiatan yang akan terkena dampak langsung dari fenomena kekeringan,” katanya. Selain mendirikan sekolah lapang iklim, dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, BMKG juga telah membangun suatu sistim peringatan dini iklim (climate early warning system/CEWS) yang tahun ini mulai beroperasi. (faisal)
Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar