LONDON - Majelis keagamaan dikenal di kalangan umat Kristen maupun Islam, dan pada lazimnya jamaah majelis berkumpul untuk kegiatan ibadah dan pengajian.
Tapi di Inggris Utara telah berdiri Majelis Minggu untuk Atheis.
Suasana 'Sunday Assembly' di majelis Atheis
Jama’ah majelis yang berkumpul setiap Minggu – Sunday Assembly, namanya - menghadirkan jemaah untuk merayakan apa yang disebut sebagai “kehidupan tanpa Tuhan mana pun”.
Nuansa gereja nampak dalam setiap kegiatan majelis itu. Bedanya, tak ada Al Kitab, patung atau gambar Jesus Christus dalam kaca yang terpatri di dinding. Atau simbol-simbol Kristiani lainnya.
Pasangan Sanderson Jones dan Pippa Evans, pencetus Majelis Minggu untuk Atheis
"Majelis Minggu sudah lebih dikenal sebagai ‘gereja’ bagi atheis, tapi kita lebih senang menyebutnya sebagai bagian terbaik dari gereja tapi tanpa agama dan lagu-lagu rohani,” kata komedian Inggris Sanderson Jones, pendiri Majelis Minggu.
"Moto kami adalah ‘Hidup lebih baik, sering menolong dan lebih sering memukau’, “ katanya. “Dan misi kami menolong setiap orang untuk hidup yang hanya sekali ini dengan sebaik mungkin,” tambahnya.
Pertemuan Majelis Minggu meliputi nyanyi bersama, refleksi dan berbicara dengan topik-topik bertema sekuler.
MAKIN LARIS
Dalam waktu singkat majelis ini telah berkembang ke lebih dari 20 kota di seluruh Inggris dan dunia, termasuk New York dan Sydney.
Pengelola Majelis Minggu kini tengah menggelar tur keliling dunia, dan berusaha membangun jaringan di Amerika, Inggris, Eropa dan Australia.
Kota Melbourne sejauh ini sudah 5 kali menggelar Majelis Minggu. Pertemuan berikutnya akan digelar di Perth, Adelaide, Sydney, Brisbane dan Canberra.
Pihak penyelenggara Majelis Minggu di Melbourne, Kathryn Murray mengatakan karena ini majelis bagi orang yang tidak percaya tuhan, maka majelis yang mereka gelar tidak memiliki doktrin atau ajaran tertentu.
”Kami mengambil referensi dari semua hal di dunia, mulai dari seni, alam, apa saja yang dapat kami ambil.’ Katanya.
Pelayanan yang diberikan didalam majelis ini antara lain, perbincangan yang inspiratif, bacaan dan bernyanyi bersama dan selalu diakhiri dengan minum teh dan sajian makanan ringan.
TIDAK ANTI AGAMA
Murray mengatakan setiap majelis yang mereka gelar dihadiri sekitar 100-an orang. dan jumlah pengunjung terus bertambah. Oleh karena itu penyelenggara Majelis Minggu menganggap pertemuan bagi para pemeluk atheis ini perlu digelar.
"Terutama di dalam atheisme, saya pikir ada sedikit stigma yang melekat padanya, Bahwa untuk menjadi Atheis anda harus pemarah dan main kecam serta menjadi anti-agama. Itu sama sekali tidak benar,” tegasnya.
"Bahwa ada sekumpulan orang yang tidak percaya agama dan Tuhan manapun, dan mereka hanya ingin menjadi orang baik dan bagian dari masyarat,” tambahnya.
Ruth Gledhill, wartawan The Times, mencatat bahwa pada satu pertemuan, sebuah puisi dibacakan dan secangkir anggur disahkan di depan jemaat, lalu ahli anggur berbicara dari depan tentang "buah pokok anggur."
Para pendiri berharap untuk melihat 1.000 majelis "gereja" atheis di seluruh dunia dalam satu dekade ini.
KRITIK NICK SPENCER
Tapi Nick Spencer, Direktur Penelitian Agama dan think tank Theos, mengatakan, kelompok serupa sebenarnya pernah dibentuk pada abad ke-19 dan menghilang dalam beberapa generasi.
Spencer mengatakan, alasan hadirnya majelis Atheis itu adalah “karena Anda membutuhkan lebih dari absen untuk membuat Anda bersama-sama, “ katanya. “Anda perlu sebuah ‘perusahaan’, dengan tujuan yang sama," tambahnya.
Dia mengatakan orang-orang di gereja-gereja atheis modern ini dipersatukan oleh "rasa adanya masyarakat."
Nick Spencer menduga apa yang membawa orang-orang itu bersama-sama (dalam Majelis Minggu Atheis, pen) adalah keinginan yang nyata masyarakat ketika dalam kehidupan perkotaan, gaya hidup individualistik seperti di London membuat Anda sering merasa sangat sendirian”.
Majelis Minggu itu menciptakan banyak persahabatan, akuinya. "Namun tantangannya kemudian menjadi : Apa yang sebenarnya menyatukan kita? " tanyanya. – HP/abc/d

Kisah Majelis Atheis yang Makin Laris
Minggu 10 Nov 2013, 02:16 WIB

Editor
[email protected] Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
News Update



JAKARTA RAYA
Anaknya Instimidasi Istri hingga Judol, ASN Kalideres Jakbar Diadukan ke Inspektorat
07 Agu 2025, 20:58 WIB


EKONOMI
KJP Plus Tahap 1 Tahun 2025: Cek Jadwal dan Besaran Bantuannya di Sini
07 Agu 2025, 20:34 WIB

Nasional
KAI Temukan 7.735 Barang Tertinggal di Kereta, dari Smartphone hingga Sertifikat Tanah
07 Agu 2025, 20:26 WIB

EKONOMI
Sambut HUT RI ke-80, Bank Mandiri Akselerasi Generasi Muda Melek Finansial Lewat SimPel
07 Agu 2025, 20:19 WIB

JAKARTA RAYA
Pemprov Jakarta dan Sulteng Jajaki Kerja Sama Terkait Pengelolaan ASN dan BUMD
07 Agu 2025, 20:17 WIB

Nasional
Pemkab Bener Meriah Gandeng Cazbox by Metranet Luncurkan Aplikasi Titanium untuk Percepat Penurunan Stunting
07 Agu 2025, 20:10 WIB



JAKARTA RAYA
Basri Baco Ungkap Alasan Dana Pokir DPRD Jakarta Ditunda hingga 2026
07 Agu 2025, 19:48 WIB

JAKARTA RAYA
Wamenko Polkam Sebut Desa Cijayanti Bogor Strategis untuk SPPG Makan Bergizi
07 Agu 2025, 19:42 WIB

JAKARTA RAYA
Gubernur Pramono Dukung Connext Japan Djakarta Ennichi, Festival Budaya Jepang Terbesar
07 Agu 2025, 19:40 WIB

OLAHRAGA
Maxwell Souza Resmi Gabung Persija Jakarta, Ini 4 Fakta Menarik Winger Brasil yang Siap Guncang Super League Musim Ini
07 Agu 2025, 19:38 WIB

Nasional
Dede Yusuf Sebut Pengelolaan Aset yang tidak Optimal Bikin PAD Jadi Minim
07 Agu 2025, 19:30 WIB
