ADVERTISEMENT

Ketimbang Babak Belur Telitilah Sebelum Pacaran

Kamis, 7 November 2013 07:30 WIB

Share
Ketimbang Babak Belur Telitilah Sebelum Pacaran

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

HATI-HATI pacaran dengan perempuan yang mengaku janda. Jika tidak ada bukti hitam di atas putihnya, nasibnya bisa seperti  Paridi, 30, dari Tuban (Jatim). Saat apel di rumah Yayuk, 28, langsung digerebek dan digebuki warga dengan tuduhan pacari bini orang. Maka ingatlah nasihat orangtua: teliti sebelum pacaran dengan janda! Janda adalah perempuan yang berstatus merdeka 24 jam, karena siapa pun boleh memacari sepanjang yang berkompetem menyukai. Tapi sesuai dengan perkembangan era gombalisasi, harus teliti sebelum bertindak. Jangan langsung percaya saat perempuan mengaku janda. Jika tidak ada bukti hitam di atas putihnya, bisa salah sasaran memacari bini orang. Ini kan sama saja mencari penyakit. Mau bersenang-senang malah kena kemplang. Lelaki sial itu adalah Paridi, warga Tuban yang sudah lama tinggal di Barengan Kediri, karena dia memang bekerja di kota tahu tersebut. Tapi empuknya tahu tak seempuk nasib Paridi saat berburu wanita. Baru pacaran beberapa minggu bersama janda Yayuk, sudah kena hajar penduduk karena perempuan itu masih istri seorang lelaki. Apa nggal rugi di bandar? Sampai usia kepala tiga dewasa ini, Paridi memang belum menikah. Bukannya dia tak berminat pada wanita, hanya jodoh saja yang terlalu jauh. Setiap perempuan yang ditaksirnya, tak ada yang mau. Sebaliknya sejumlah perempuan yang tak dikehendakinya, malah siap menjadi istrinya. Paling celaka, para wanita yang siap menjadi nyonya Paridi itu rata-rata berwajah standar, ban belum radial dan tanpa central lock. Ya, asal nggelinding ibaratnya mobil. Sudah beberapa minggu ini Paridi punya pacar baru, namanya Yayuk. Sesuai dengan namanya, perempuan itu memang cantik. Soal status janda beranak dua, baginya tak masalah karena Yayuk memang menanggapi aspirasi arus bawahnya. Cuma celakanya, lagi-lagi ibarat mobil, tanpa cek di Polda bagaimana kondisi surat-suratnya, Paridi langsung siap untuk membeli dan balik nama. Sudah beberapa kali Paridi main ke rumah Yayuk. Awalnya hanya duduk-duduk saja di ruang tamu. Tapi setelah sekian kali kunjungan,  Paridi mulai berani masuk kamar, menyusul di mana Yayuk tidur. Memang tidak ngapa-ngapain, tapi berada di kamar perempuan itu rasanya sudah indah dan bahagia luar biasa. ”Sudah berani koalisi, harus disusul dengan eksekusi, Bleh.....” begitu setan memberi semangat. Sial rupanya bagi Paridi kali ini. Boro-boro eksekusi, baru saja duduk di tepi ranjang Yayuk, tahu-tahu pintu rumah sudah digedor-gedor warga. Tanpa menunggu dibukakan tuan rumah, pintu sudah ditendang sampai jebol. Belum juga rasa kaget dan paniknya, Paridi sudah diseret keluar. ”Tahu nggak sampeyan, Yayuk ini masih punya suami. Kenapa dipacari juga, memangnya tak ada perempuan lain?” hardik warga dengan wajah garang. Bersama Yayuk, Paridi langsung dibawa ke balai desa. Saat diinterogasi dia bersikeras bahwa masih pacaran biasa-biasa saja, tidak sampai melanggar batas etika ketimuran. Bukti nyata, ketika digerebek dalam kamar dia masih berpakaian lengkap. Namun demikian warga tak juga membebaskan, justru polisi Polsek Ngasem didatangkan untuk mengusut Paridi yang dituduhnya telah berbuat mesum dengan istri orang. Nasib apes itu terjadi saat Paridi dinaikkan ke mobil patroli. Sejumlah pemuda bergantian memberi “sangu” berupa pukulan. Meski dia sudah mengaduh berulang kali tetap saja mukanya kena tonjok. Hampir saja polisi kewalahan, jika tidak segera melarikan kendaraan itu secepatnya, meninggalkan desa Doko Kecamatan Ngasem. Nasib Paridi memang lagi kecut macam asem. (HS/Gunarso TS)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT