ADVERTISEMENT

Kasus Kejahatan Seks Terhadap Pelajar Meningkat

Jumat, 1 November 2013 20:01 WIB

Share
Kasus Kejahatan Seks Terhadap Pelajar Meningkat

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TANJUNG PRIOK (Pos Kota) – Kasus video porno yang dilakukan siswa SMPN 4 Jakarta Pusat, disebabkan semakin longgarnya pengawasan dan nilai budaya yang ditanamkan kepada anak-anak. Adanya media sosial juga merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan semakin tingginya perilaku seks ataupun kekerasan seks yang dilakukan anak atau pelajar. Selain itu faktor pendidikan untuk membentengi diri pada anak-anak juga dinila masih kurang. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Badriyah Fayumi, saat sosialisasi perlindungan anak dan pendidikan seks bagi kepala sekolah di Balai Yos Sudarso, Jakarta Utara, Jumat (1/11). "Saya melihat saat ini anak belum memiliki mekanisme pertahanan yang kuat. Seharusnya, setiap anak ditanamkan agar dirinya tidak mau menjadi seorang korban atau pelaku seks ,”katanya. Kepada orang tua dan guru juga harus memberikan pengetahuan secara terbuka mengenai pendidikan seks agar anak tidak salah arah. Di sekolahan juga perlu adanya sex education dan bagaimana dampak serta akibatnya yang ditimbulkan. Kondisi seperti ini harus secapatnya dilakukan pembinaan, bila tidak taruhannya adalah masa depan anak dan bangsa juga. “Akhlak pelajar secapatnya harus dibina, ini sangat penting, sebab hingga saat ini masih ada kasus kekerasan yang dilakukan para pelajar seperti penyimpangan seksual. Kasus kekerasan pelajar mulai umur 9 hingga 20 tahun yang dilaporkan ke pihak kepolisian mengalami peningkat 20 persen,” tambahnya. KPAI sendiri menemukan banyak bentuk diskriminasi di sekolah seperti penyalahgunaan narkoba, pornografi dan tindakan asusila, trafficking, radikalisme, anak korban rebutan kuasa asuh dan korban KDRT serta anak berhadapan dengan Hukum (ABH, baik sebagai pelaku, korban, maupun saksi). Sementara Kepala Dinas Pendidikan DKi, Taufik Yudhi Mulyanto mengatakan, kegiatan ini tidak bisa semata sebagai respon atas kejadian di SMPN 4. Ini dilakukan tujuannya untuk masa depan, melindungi anak-anak dari tindak kekerasan, “Bukan hanya terpacu atas kejadian di SMP N 4 Jakarta saja. Tapi kegiatan seperti ini memang harus dilakukan,”kata Yudhi sambil menambahkan saat ini pihaknya sudah menyebar undang sebanyak 500 kepada kepala sekolah, dan 500 komite. Ini dilakukan tujuannya untuk mensinkronkan antara orang tua dan sekolah. (wandi) \ Teks : Sosialisasi perlindungan anak dan pendidikan seks bagi kepala sekolah di Balai Yos Sudarso, Jakarta Utara, Jumat (1/11)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT