ADVERTISEMENT

Pimpinan Parpol Belum Beri Kesempatan Bagi Kaum Muda

Kamis, 31 Oktober 2013 17:51 WIB

Share
Pimpinan Parpol Belum Beri Kesempatan Bagi Kaum Muda

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) – Partai politik, sesuai aturan konstitusi, kini menjadi pemegang kekuasaan untuk mengajukan calon presiden. Sayangnya, kekuasaan ini belum memberi iklim kondusif bagi kaum muda untuk tampil jadi pemimpin. Sehingga, hasil Pemilu 2014 tidak akan memberi perubahan. “Kalau seperti sekarang ya susah pemimpin muda muncul, karena tidak diberi iklim yang sehat dan kompetitif di setiap parpol. Padahal, kita menginginkan perubahan dan munculnya calon presiden dari kalangan muda,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, dalam diskusi di DPR, Kamis (31/10). Ia mendorong parpol memberi iklim kondusif guna munculnya pemimpin muda, apalagi sudah dua kali Pemilu berjalan lancar, yang artinya masa transisi sudah terlalui. Akbar mengkritik partainya, Golkar, yang tidak membuat iklim terbuka, dan kompetitis (persaingan sehat), dan demokratis. Menurutnya, dulu Golkar telah menorehkan sejarah bagus dengan menggelar konvensi (penjaringan calon presiden), tapi ternyata tidak dilanjutkan. “Sampai sekarang orang-orang yang ikut konvensi yang saya bikin, ternyata masih beredar jadi calon presiden semua. Ada Wiranto, Surya Paloh, Prabowo, Aburizal Bakrie,” katanya. Menurutnya, yang meneruskan konvensi justru partai lain, yakni Partai Demokrat. Sebenarnya, kalau ada iklim kondusif dan suasana persaingan sehat, maka akan muncul kaum muda yang merasa terpanggil untuk mengajukan diri sebagai capres. Ia meminta parpol untuk memberi peluang itu. Tapi, kalau suasananya masih seperti sekarang, maka perlu amandeman UUD 1945, untuk dimungkinkannya capres dari kalangan independen. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, menyatakan, untuk 2014 masih dibutuhkan presiden dari generasi tua, dan belum cocok situasinya kalau diisi oleh kaum muda. Sebab, saat ini dinamika masyarakat begitu tinggi, maka perlu pemimpin yang dingin, tidak sama-sama panas seperti suasana sekarang. “Waktunya nanti akan tiba, kalau 2014 masih lebih cocok presiden yang matang, baru pada 2019 suasananya cocok untuk pemimpin muda,” ujarnya. PRESIDEN SURVEI Sekjen PAN Taufik Kurniawan menyatakan, pada prinsipnaya tongkat estafet itu pada 2014 akan terjadi. Yang jelas, mereka yang menjadi Presiden RI, harusnya sosok yang sudah teruji dari publik. “Jam terbang itu penting untuk memnentukan kebijakan bagi kepentingan rakyat banyak,” ujarnya. Taufik menyatakan, calon pemimpin harus mempunyai pengalaman dan tidak ujug-ujug jadi pemimpin. Ia memberikan dalam istilah Jawa harus ada bibit, bebet, bobot. Jangan sampai tokoh tampil tiba-tiba dan untuk mendongkrak mengandalkan survei. “Kami harapkan, tokoh jangan juga berlomba-lomba lewat lembaga survei dan saling klaim tertinggi. Jadilah presiden dari hasil yang fair, dan bukannya presiden survei,” katanya. (winoto) Aburizal Bakrie (kiri) dan Akbar Tanjung

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT