ADVERTISEMENT

Menkes: `Turunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan`

Kamis, 26 September 2013 13:09 WIB

Share
Menkes: `Turunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan`

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota)- Indonesia masih harus berjuang keras untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Berdasarkan hasil sensus penduduk 2012, kematian ibu melahirkan masih menunjukkan angka 259 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal pemerintah menargetkan penurunan angka kematian ibu pada 2015 menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup. "Jadi tantangan dan perjuangan kita untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan masih sangat berat," papar Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi disela peluncuran rencana aksi nasional percepatan penurunan angka kematian ibu (RAN PPAKI) 2013-2015, Kamis (26/9). Dikatakan Menkes, akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu saat ini sudah semakin membaik. Mengutip hasil survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan bahwa persentase ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan meningkat dari 92 persen (2002) menjadi 96 persen (2012). Persentase ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan meningkat dari 66 persen (2002) menjadi 83 persen (2012) dan persentase ibu yang bersalin difasilitas kesehatan meningkat dari 40 persen menjadi 63 persen. Perkembangan yang bagus tersebut diharapkan bisa memberikan pengaruh signifikan terhadap upaya penurunan angka kematian ibu melahirkan dimasa mendatang. Peluncuran RAN-PPAKI lanjut Menkes menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu melahirkan. Karena itu segenap jajaran pemerintah baik pusat, propinsi maupun daerah agar bekerja keras, cerdas dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh RAN-PPAKI tersebut. Menkes mengatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas antara lain dengan cara mengusahakan tenaga kesehatan dalam jumlah yang memadai terutama tenaga bidan, menyediakan fasilitas pelayanan kesehataan yang terbaik sesuai standar terutama pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar dan pelayanan obsetri neonatal emergensi komprehensif selama 24 jam, dan mobilisasi seluruh lapisan masyarakat untuk program perencanaan persalinan dengan pencegahan komplikasi. Untuk tahap pertama implementasi, telah ditetapkan 9 provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Sumut, Sumsel, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, dan Sulsel. (inung/sir)Teks Gbr- Menkes Nafsiah Mboi meluncurkan RAN-PPAKI. (inung)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT