ADVERTISEMENT

Museum Bukan Hanya Dijaga, Tapi Juga Dipromosikan

Rabu, 18 September 2013 17:23 WIB

Share
Museum Bukan Hanya Dijaga, Tapi Juga Dipromosikan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) - Koleksi museum sering dianggap hanya sebagai peninggalan masa lalu. Karena itu, meski mempunyai nilai sejarah tinggi, tetapi  antusiasme masyarakat untuk mengunjungi museum sangat rendah. Mendikbud M.  Nuh mengatakan perlu dicarikan cara untuk menarik kunjungan masyarakat ke museum terutama anak-anak generasi muda.  “Aset bangsa itu harus terus dipromosikan dengan berbagai cara supaya masyarakat lebih cinta museum,” paparnya, hari ini . Anak-anak memang tidak bisa dipaksakan wajib mengunjungi museum. Menurut Nuh untuk mempromosikan museum, kata kuncinya adalah bagaimana membuatnya menjadi atraktif. “Memang penting mengajak anak (berkunjung) ke museum, tetapi bagaimana agar ajakan tersebut menjadi menarik. Supaya menarik, gunakan (cerita) mistik,” katanya. Menurut Mendikbud, cerita mistik di balik koleksi museum ini tidak harus sesuai dengan keadaan sebenarnya. Sekedar untuk menarik perhatian, kata dia, cerita mistik cukup disampaikan dengan ungkapan ‘katanya’. “Tidak perlu menurut si X atau si Y. (Sumbernya) tidak jelas, tetapi orang percaya,” jelasnya. Penggunaan cerita mistik ini, lanjut Mendikbud, juga digunakan untuk menarik pengunjung museum di berbagai negara seperti Jepang , Korea , bahkan Perancis. Salah satu sasaran pada rencana strategis Kemdikbud adalah meningkatnya jumlah pengunjung pada museum yang direvitalisasi sebanyak lima  juta orang. Mendikbud mengatakan, tugas pengelola museum tidak sekedar menjaga koleksi museum. Lebih dari itu, mereka juga harus mampu mempromosikan koleksi museum menjadi sesuatu yang bermakna. “Koleksi museum itu tidak ada barang anyar (red:baru). Kepala museum harus bisa melakukan kontekstualisasi kekinian,” katanya. Mendikbud meminta, selain menambah perbendaharaan benda bersejarah, pengelola museum juga membuat sistem informasi untuk memudahkan pengunjung dalam melakukan penelusuran. Sistem ini, kata dia, nantinya juga dapat menghubungkan informasi antarmuseum.

“Tujuannya adalah agar pengunjung awam dapat memahami sebagai rangkaian cerita yang utuh. Kalau bisa sampai ke museum di luar negeri,” katanya.

Terkait dengan hilangnya empat artefak emas peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, yang disimpan di Museum Nasional pekan lalu, Mendikbud telah memberikan arahan kepada para kepala museum di Indonesia. Mendikbud meminta untuk meningkatkan keamanan, memperkuat tata kelola, dan membenahi kompetensi para pengelolanya. “Nilai barang sejarah tidak bisa dirupiahkan, sehingga harus lebih hati-hati betul mengelolanya. Jangan sampai kehilangan,” tegasnya. Mendikbud juga menginstruksikan untuk menggunakan anggaran yang belum direalisasikan untuk pengadaan sistem keamanan yang dianggap mendesak, tetapi tetap dapat dipertanggung-jawabkan. (inung/d)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT