ADVERTISEMENT

Universitas Delft Petakan Bangunan Kolonial di Indonesia

Selasa, 17 September 2013 19:38 WIB

Share
Universitas Delft Petakan Bangunan Kolonial di Indonesia

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) - Universitas Teknologi Delft (Delft University of Technology) dari Belanda mengembangkan inovasi akses terbuka penyimpanan digital untuk menjadi sumber tentang arsitektur kolonial dan tata kota Eropa, meliputi periode sekitar 1850 hingga 1970. OLYMPUS DIGITAL CAMERAGedung Arsip Nasional di Jl. Gajah Mada - Jakarta Proyek ini didanai oleh Netherlands Organisation for Scientific Research. Penyimpanan tersebut lewat akses digital. Yakni digital repository atau penyimpanan digital , suatu alat multibahasa, akses terbuka dan dapat diakses dari seluruh dunia, mengombinasikan keahilian perpustakaan digital dari para peneliti internasional dan para profesional yang memiliki spesialisasi atau tertarik pada arsitektur dan perencanaan kota kolonial Eropa setelah 1850. Kota Tua JakartaDeretan bangunan peninggalan kolonial Belanda di Kota Tua,  Jakarta Kota. Dengan menyediakan akses ke sumber yang secara geografis terisolir (materi cetak, gambar, peta, arsip) bagi para akademisi, pembuat kebijakan dan pihak lain yang tertarik, penyimpanan ini menyatukan dan membuka sumber-sumber yang seringkali tersebar luas. MINAT MENINGKAT Dr. Pauline van Roosmalen, koordinator proyek, mengatakan dalam kurun waktu lima belas tahun ini pihaknya melihat peningkatan minat pada bangunan warisan kolonial di Indonesia, baik dari pihak Belanda maupun Indonesia. "Untuk melanjutkan perkembangan ini, suatu infrastruktur digital yang berkesinambungan dan memiliki akses terbuka untuk menyimpan dan bertukar data serta menjadi sumber tentang bangunan warisan kolonial di Indonesia dan Belanda akan sangat berguna, " katanya, Selasa (17/9). Universitas Teknologi Delft mengadakan empat lokakarya minggu depan di beberapa kota di Jawa, bekerja sama dengan perguruan tinggi Indonesia seperti Universitas Petra di Surabaya (19 September), Jakarta (23 September), Bandung (24 September), dan Yogyakarta (26 September). Tujuan lokakarya ini adalah untuk memperkenalkan tentang penyimpanan digital, mempelajari proyek-proyek Indonesia yang terkait, berbagi pengalaman dan mendiskusikan proyek kerjasama dengan calon mitra dari Indonesia. Karena hubungan sejarah dan budaya, ada ikatan erat antara universitas dari Indonesia dan Belanda. Netherlands Education Support Office (Nuffic Neso Indonesia) memfasilitasi kerja sama ini dari kantor Jakarta. Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker,  mengatakan pihaknya sangat senang universitas Belanda kini mencari mitra akademis dan non-akademis di Indonesia untuk sebuah proyek yang melibatkan warisan sejarah bersama. "Akan sangat baik jika usaha gabungan antara Indonesia dan Belanda ini menghasilkan sumber dengan akses terbuka bagi akademisi, pembuat kebijakan, arsitek dan pihak-pihak lain di Indonesia, Belanda dan lainnya," kata Mervin Bakker. Lokakarya ini terbuka untuk semua pihak yang tertarik. Namun karena ada keterbatasan tempat, mohon mendaftar terlebih dahulu ke [email protected]. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi: www.nesoindonesia.or.id/tudelft  (rizal/d)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT