Bisnis Martabak Dengan Untung Menggiurkan

Kamis 12 Sep 2013, 08:52 WIB

MARTABAK merupakan jajanan yang umumnya dijual pada malam hari. Entah siapa yang memulai kebiasaan ini, namun yang jelas akan kesulitan mencari pada siang hari. Seperti yang ditekuni Abdulkadir. Pria asal Cirebon, Jawa Barat, itu membuka lapak mulai selepas Maghrib hingga tengah malam. Dia maupun beberapa pedagang lainnya juga tidak tahu kenapa hampir tidak ada jualan martabak khas Bangka pada siang bolong. "Mungkin perlu dicoba juga buka siang. Mana tahu malah lebih laris," papar Abdulkadir yang mangkal di kawasan kuliner malam Pecenongan, Jakarta Pusat, kemarin. Dibantu saudaranya, Muhaimin, dua pemuda ini berdagang aneka martabak telur maupun martabak manis yang terbuat dari tepung, keju, cokelat, mesis, susu, dan selai buah. Lapak yang terlihat sederhana dan bersih itu selalu ramai dikerubuti pembeli. Dalam sehari, dia sedikitnya menjual 50 porsi martabak telur dan manis. "Harga bervariasi. Martabak telur mulai Rp22 ribu sampai Rp35 ribu. Sedangkan martabak manis dari Rp18 ribu hingga Rp30 ribu," ujar pedagang yang tinggal di kawasan Asem Reges, Sawahbesar, Jakarta Pusat tersebut. SEHARI RP3 JUTA Dari tempat usaha yang terkesan kecil itu, omset penjualan Abdulkadir setiap hari tidak mati dari Rp1,5 juta. "Kalau week end, omsetnya bisa mencapai Rp3 jutaan,” ujarnya. Dengan pendapatan sejumlah itu ia memperoleh laba bersih sekitar 20 persen. Ini berarti setiap hari dia bisa membawa pulang keuntungan bersih antara Rp300 ribu dan Rp600 ribu. Kalau dihitung dalam sebulan berjualan selama 25 hari, maka penghasilan bulanannya berkisar antara Rp7,5 juta dan Rp15 juta. Penghasilan sebesar ini setara dengan kalangan eksekutif muda yang rata-rata bermodal ijazah S-1. "Alhamdulillah, saya cuma jebolan STM, tapi bisa punya penghasilan lumayan. Bisa bisa beli rumah, sepeda motor, dan menyekolahkan dua anak," ujar lelaki yang sudah 11 tahun berjualan martabak itu. KUNCI SUKSES Apa kunci suksesnya sehingga banyak pelanggan yang datang? Abdulkadir menjelaskan bahwa kuncinya bukan hanya menyajikan martabak yang lezat rasanya. Tetapi juga memberikan layanan terbaik kepada konsumen. "Antara lain ramah dan murah senyum setiap melayani pelanggan. Saya juga memajang nomor telepon agar, pelanggan bisa memesan sebelum tiba di lokasi. Jadi, setelah pelanggan sampai di sini, pesanan sudah siap. Ini sangat menghemat waktu pelanggan. Selain itu, di lokasi juga tidak terlalu banyak pelanggan yang antre," jelasnya. Hal yang tak kalah penting adalah selalu menjaga kebersihan diri dan lapak. "Lapak harus sering dilap, saya juga selalu cuci tangan sebelum menggoreng martabak," ucapnya. (joko/ak)

News Update