ADVERTISEMENT

Awas Golput Model Baru

Kamis, 12 September 2013 23:16 WIB

Share
Awas Golput Model Baru

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) – Golongan putih (Golput) kini kian meningkat. Hal ini ternyata karena ada golput model baru dan kemungkinan akan diterapkan dalam Pemilu Legislataif serta Pilpres 2014. Gelombang golput baru itu muncul di Pilkada, dan bukan karena rakyat tidak mau memilih, tapi ada gerakan tindak kecurangan yang menggiring rakyat agar tidak memilih. “Fenomena makin rendahnya rakyat memilih, ternyata bukan karena golput murni, tapi digerakkan oleh sekelompok tertentu agar tidak memilih,” kata Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar Sudarsa dalam diskusi ‘Potensi Kecurangan Pemilu’ di DPR, Kamis (12/9). Kasus yang ditemukan 1.Pilkada di Jabar, 250 pemilih 90 yang hadir karena ada penggiringan atas nama agama 2. Pilkada di Kaltim, modus sama dengan di Jabar. Masalah kecurangan dikhawatirkan juga akan muncul lagi terkait  Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang masih bermasalah. Akurasi DPT yang belum ditetapkan oleh Komisi pemilihan Umum (KPU) tetap diragukan, karena proses penyesuaian data berbeda antara KPU dengan Kemendagri. Data pemilih versi Kemendagri tidak berbasis Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4). Pemutakhiran Daftar Pemilih masih bermasalah, dan penetapannya mundur dari jadwal, 13 September. Menurut Ketua Badan pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad, untuk mengurangi kecurangan, Bawaslu sudah berusaha maksimal. Dalam Pemilu mendatang, Bawaslu sudah berjuang, setiap TPS ada satu pengawas yang disebut mitra pengawas. “Ini keputusan politik di Komisi II, anggarannya lewat Bawaslu,” ungkapnya. SENGAJA DIPELIHARA Pengamat politik dari UI Boni Hargens khawatir, keruwetan DPT dalam sepuluh tahun terakhir ini sengaja dipelihara karena menguntungkan kelompok tertentu, untuk melakukan kecurangan. Kejahatan pemilu memang dilakukan melalui proses panjang. Dari pembuatan aturan, pembagian daerah pemilihan, kartu pemilih siluman, transfer suara dari TPS, PPS, PPK, KPU sampai KPU Pusat. “Bahkan ada kasus suara yang asli dibuang ke laut, dan digantikan dengan suara hasil coblosan sendiri. Belum lagi ada permainan suara di informasi teknologi atau IT,” ungkapnya. Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti miris melihat kerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memundurkan pengumaan daftar pemilih tetap (DPT) sampai 30 hari kedepan. "Penundaan pengumuman DPT hingga 30 hari ke depan, sekalipun memang sudah seharusnya, tetapi juga sekaligus menambah kesan buruk pengelolaan pelaksanaan pemilu 2014," kata Ray, kemarin. (winoto/rizal/bu/o)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT