Selama Mogok, Perajin Tahu Tempe Perbaiki Tungku dan Bak Penampungan

Selasa 10 Sep 2013, 07:21 WIB

PURWAKARTA (Pos Kota) - Pabrik tahu di Kampung Sukajadi,Nagri Kidul, Kab Purwakarta, Jawa Barat, memilih memperbaiki bak bak pembuatan tahun saat aksi mogok berlangsung. Bak atau tungku yang telah 4 tahun menemani kegiatan produksi teronggok tanpa adanya pembakaran. Ny Apong, 55, pemilik pabrik tahu, menuturkan para produsen tahu tempe bersikap satu suara yakni mogok nasional dari mulai 9 sampai 12 September 2013 mendatang. Aksi ini bentuk protes terhadap pemerintah yang tak mampu mengendalikan melambungnya harga kedelai. " Melambungnya harga kedelai memecahkan rekor dari masa kepemimpinan nasional sebelumnya. Baru pada pemerintahan SBY ini, harga kedelai melambung tinggi mencekik pelaku usaha kecil tahu tempe ini," tutur Apong. Diungkapkannya, harga kedelai kini menembus Rp 9.800/kg dari harga normal Rp 6000/kg. Pabriknya yang setiap harinya pada kondisi normal mampu memproduksi 3 kuintal kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu, kini hanya bisa bertahan 1-2 kuintal. "Bayangin bahan baku kedelai saat ini hampir menembus Rp 1 juta/kuintal. Modal tak sebanding dengan keuntungannya karena penjualan ke konsumen harga tak naik," ungkapnya. Kendati demikian, Apong pesimis protes produsen tahu tempe dengan mogok nasional dapat menyelamatkan perajin tahu tempe secara nasional dari ancaman gulung tikar. "Buktinya demo perajin tahu tempe se Indonesia beberapa waktu lalu tak mempengaruhi harga kedelai. Kedelai tetap harganya selangit bahkan semakin menjadi jadi,"sesalnya. Akibat aksi mogok ini, diakui dia, ia tak memasok tahu ke sejumlah pasar di Purwakarta. "Untuk tiga hari kedepan, konsumen akan kesulitan mencari tahu tempe karena dipasar pasar tak ada yang menjual," tuturnya. Sambil menunggu mogok nasional, Apong memilih memperbaiki bak bak atau tungku pembuatan tahu. Sedangkan, para pekerjanya untuk sementara dirumahkan menunggu aksi mogok berakhir. Pantauan Pos Kota, empat buah bak pembuatan tahu di pabrik milik Apong sudah sehari ini dibiarkan teronggok tanpa bara api dari pembakaran kayu ke bak bak tersebut. Kondisi panas yang biasa "menyapa" ke setiap konsumen memasuki pabrik pembuatan tahu saat proses produksi berlangsung tak lagi terasa. "Adem ya pak karena tak ada pembakaran," tanya satu pekerja memperbaiki bak dengan menambali pakai semen mengantisipasi terjadinya kebocoran. (dadan) Teks : Perajin tahu-tempe memanfaatkan mogok produksi untuk memperbaiki bak penampungan dan tungku

Berita Terkait

News Update