ADVERTISEMENT

Dijual, Bansos Sapi Rp 500 Juta dari Provinsi untuk Lamongan

Jumat, 6 September 2013 16:33 WIB

Share
Dijual, Bansos Sapi Rp 500 Juta dari Provinsi untuk Lamongan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SURABAYA(Pos Kota) - Program  Bantuan Sosial(Bansos) berupa sapi dari Provinsi Jawa Timur untuk tahun 2011 untuk Desa Tambakmenjangan - Kecamatan Sarirejo,  Lamongan diduga kuat jadi bancakan pengelola dan penerimanya. Menurut keterangan, penerimanya mayoritas perangkat desa dan anggota BPD . Diduga  sebanyak 62 ekor sapi bansos  sudah lenyap dijual. Berdasarkan data di Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan, pada tahun 2011 lalu Desa Tambakmenjangan mendapat kucuran dana sebesar Rp 500 juta untuk dibelikan sebanyak 52 ekor sapi betina produktif. Ketua Kelompok Ternak Sapi(KTTS) Desa Tambakmenjangan H.Syamsuri yang juga Sekretaris Desa setempat membenarkan kalau kelompoknya pada tahun 2011 lalu menerima dana dari provinsi tersebut. "Benar, kelompok saya menerima bantuan sapi dari propinsi sebanyak 52 ekor dan sudah dibagikan ke anggota kelompok, " ujar Agus Afandi , Bendahara yang selama ini dipercaya Syamsuri yang juga PNS itu mengurusi program tersebut. Namun,  ketika wartawan meminta data penerima dan keberadaan sapi itu, Agus langsung meminta untuk bertanya langsung kepada ketuanya (Syamsuri-red).  "Ada ketuanya, jangan  tanya saya. Kalaupun sekarang ada yang dijual, saya tidak tahu, "ujarnya Sementara Syamsuri, ketika dikonfirmasi melalui handphone meski terdengar suara dering tak dijawab, begitu juga kalau di SMS juga tak pernah dijawab. Hasil investigasi wartawan di lapangan, ternyata sebanyak 52 ekor sapi itu lebih banyak diberikan kepada perangkat desa dan BPD Desa setempat. Sementara penerima yang juga anggota kelompok ternak juga masih kerabat pengelola. "Mulai dari Kepala Desa, Kasun, Ketua BPD dan perangkat semua dapat, "ujar salah satu tokoh setempat sambil memberikan contoh kalau saudara Bendahara menerima 7 ekor kini juga dijual semua. "Kalau wartawan mau ngecek, coba saja datang ke Tambakmenjangan, yang saya tahu kini sapi bantuan tersebut sudah tidak ada. Yang di Dusun Sepat saja, sudah habis. Miran misalnya menerima 7 mati 1 tinggal enam ekor juga dijual. Begitu juga yang lain. Kok enak dapat bantuan sapi terus dijual, ” ujarnya. Berdasarkan buku petunjuk pelaksanaan, kriteria sapi yang diselamatkan adalah sapi betina yang dinyatakan produktif dan mendapatkan keterangan sehat reproduksi dan ditandatangani petugas yang ditunjuk. Sapi yang seharusnya dipelihara dengan sistem komunal dengan satu lingkungan kandang tersebut justru dibagi pengurus dan kerabatnya.  Akibatnya, meski sudah berjalan dua tahun lebih, belum ditemukan  adanya sapi yang sampai melahirkan. “Jangankan beranak, sapinya saja banyak yang dijual, " kata sebuah sumber. Beberapa penerima sapi bansos tersebut Ketua BPD, Kasun Banjangan, Kasun Sepat, Sekdes, Bendahara Kelompok , mantan Kades dan beberapa perangkat Desa. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan melalui Kabid dr. Soni mengatakan, pihaknya sudah melakukan monitoring dan evaluasi terkait program Bantuan Sosial tersebut. "Memang tidak mudah, tetapi kita terus memberikan pengarahan agar dikelola kelompok dengan baik, " ujarnya.(nurqomar/d) foto Ilustrasi

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT