ADVERTISEMENT

Gotong Toa Pek Kong Meriah, Jalanan di Kota Macet

Minggu, 1 September 2013 23:22 WIB

Share
 Gotong Toa Pek Kong Meriah, Jalanan di Kota Macet

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TAMANSARI (Pos Kota)  – Kirab budaya dan gotong Toa Pek Kong dalam rangka ulang tahun  vihara Fat Cu Kung,  berlangsung meriah. Kemacetan panjang berjam-jampun terjadi di Jl. Hayam Wuruk, Gajah Mada dan kawasan Kota Tua Jakarta Bara(Jakbar), Minggu (1/9). Sejak pagi masyarakat dan peserta kirab sudah memadati kawasan Jl. Kemenangan III,  Kelurahan Glodok, Kecamatan Tamansari Jakbar. Kirab melintasi Jl.Asemka, Jl.Kali Besar, Jl.Pos Kota, Jl.Pintu Besar Selatan, Jl.Gajah Mada kemudian memutar di Jl.Olimo, Jl.Gajah Mada, Jl.Petak Sembilan dan kembali ke Jl.Kemenangan.  Kemacetan panjangpun terjadiu di kawasan tersebut. Gotong Toa Pek Kong biasanya diselenggarakan sebagai puncak acara perayaan Tahun Baru Imlek (Hari kelima belas setelah Imlek). Selain itu dilakukan pada hari ulang tahun dewa seperti yang diselenggarakan vihara Fat Cu Kung. Berbagai kesenian ikut kirab diantaranyai barongsay, liong, ondel-ondel dan Tansing (orang pintar). Tae Pe Kong01Tae Pe Kong02 Replika dewa tidak hanya yang digotong puluhan kelompok laki-laki, kelompok wanita tua muda, tapi juga diputar-putar sambil digoyang-goyangkan diiringi lagu khas dan teriakan hoyya,   ye....aaaaa, ye...aaa diiringi dengan suara tambur dan kempreng. ”Babah inget udah tua jangan paksa gotong joli, nanti pingsan punya,”kata Seng Bin menasehati lelaki tua yang menggotong joli. Replika dewa yang digotong ini setelah melakukan acara ritual para tangsin (orang pintar) di dalam ruang vihara. Para tangsin kerasukan dipercaya sebagai media dewa untuk berkomunikasi dengan manusia.Para tangsin ini tidak ragu-ragu untuk menggoreskan tubuhnya dengan senjata tajam sampai memotong lidahnya. Atraksi ini berlangsung dari ritual sampai pawai selesai Setiap replika dewa melintas, pengunjung dipinggir jalan memberikan   persembahan dengan kedua tangannya dirapatkan dan menundukan kepala, sebagai rasa hormat meminta keselematan.”Doa yang disampaikan tergantung dari keinginan masing-masing. Bahkan ada pula yang memberikan Ang Pao  berisi uang atau mengelus-ngelus jolinya patung dewa yang disembah ummat Khong Khu Cu. Para dewa antara lain dewa Thian Kauw Ciang Kun (dewa pengobatan) yang dikawal Anjing Langit, Ma Tjo Pho (Dewi Samudra), Kwan Ceng Tee Kun (Dewa Pengusir kejahatan), Pauw King (Dewa keadilan) serta Kuan Im (Dewi Welas Asih). (tarta/d)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT