ADVERTISEMENT

Perguruan Tinggi Sudah Seharunya Gunakan Media Digital

Jumat, 30 Agustus 2013 14:09 WIB

Share
Perguruan Tinggi Sudah Seharunya Gunakan Media Digital

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota)- Untuk menjadikan pendidikan tinggi (PT) lebih murah dan terjangkau , system pendidikan harus memanfaatkan media digital. Ketua Forum Rektor Indonesia Laode Kamaludin mengatakan era digital menjadi pilihan yang strategis untuk mengatasi berbagai kendala yang ada dalam dunia pendidikan seperti kendala letak geografis dan tingkat sosial ekonomi masyarakat. “Dengan media digital, pemerintah tidak perlu lagi dipusingkan dengan urusan penambahan ruang belajar, gedung perguruan tinggi atau pengadaan dosen-dosen,” papar Laode disela ICT Gathering and Gala Dinner Forum Rektor Indonesia 2013, kemarin. Menurutnya untuk memasuki era digital pendidikan tinggi, sesungguhnya tidaklah sulit. Terlebih masyarakat Indonesia saat ini sudah sangat familiar dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serupa telepon genggam, laptop, radio digital dan sebagainya. Dengan memanfaatkan media digital, lanjut Laode, system pendidikan tinggi akan jauh lebih murah. Sebagai contoh, Universitas Gunadarma yang saat ini memiliki mahasiswa sekitar 36 ribu orang, bisa dimaksimalkan menjadi 100 ribu orang hanya dengan memanfaatkan media teknologi dalam system pembelajaran dan pengajarannya. ICT atau TIK juga memungkinkan setiap mahasiswa bisa mengambil materi darimana saja tidak harus dari buku-buku cetak yang membutuhkan biaya tinggi. Sistem perkuliahan bisa dilakukan melalui internet, radio digital dan lainnya dimana pertemuan dengan dosen dalam bentuk meeting point hanya dilakukan dalam waktu-waktu tertentu. Dikatakan Laode, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia saat ini hanya sekitar 18,7 persen. Artinya hanya sedikit sekali anak-anak yang lulus pendidikan menengah bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dengan berbagai kendala. Mulai dari biaya pendidikan yang mahal hingga letak geografis yang tidak memungkinkan. IPM rendah Akibat rendahnya APK PT tersebut indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia juga rendah masih sejajar dengan negara-negara berkembang seperti Laos, Myanmar dan Kamboja. Padahal sebagai negara yang memiliki kekayaan melimpah dengan usia kemerdekaan sudah 68 tahun dan jumlah penduduk besar, mestinya IPM Indonesia sudah jauh lebih tinggi atau setara dengan Negara maju. Persoalan rendahnya APK PT tersebut menurut Laode bisa teratasi jika akses lulusan sekolah menengah untuk melanjutkan ke PT diperluas dan dipermudah. Salah satu solusi yang paling tepat adalah memanfaatkan era digital untuk pendidikan konvensional perguruan tinggi. Forum Rektor Indonesia dikatakan Laode akan terus mendorong pemerintah untuk mengadopsi lebih banyak media digital dalam pembelajaran PT. Harapannya, lima tahun ke depan, APK PT bisa terdongkrak dan daya saing bangsa meningkat pesat. Sebab untuk saat ini indek pembangunan manusia (IPM) kita masih setara dengan Negara-negara miskin seperti Kamboja, Myanmar dan Laos. “Kita dorong terus masuknya infa struktur ke daerah-daerah agar penggunaan media digital dalam proses pendidikan semakin dimungkinkan,” tukas Laode. Selain mengusulkan penggunaaan media digital lebih luas lagi, pertemuan forum rector Indonesia tersebut juga merekomendasikan dipisahkannya kementerian yang mengurus pendidikan dasar-menengah dengan pendidikan tinggi. Menurut Laode, dua jenis pendidikan tersebut terlalu besar jika hanya diurus oleh satu kementerian. “Kalau diurus secara terpisah, maka perguruan tinggi bisa lebih focus menjadi lembaga yang menghasilkan peneliti-peneliti handal yang akan memberikan sumbangsih besar bagi pembangunan Negara,” pungkas Laode. (inung)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT